“Nenek sudah tua, giginya tinggal dua.” Itulah sepenggal lirik lagu anak-anak, yang mengisyaratkan bahwa tua identik dengan gigi tanggal alias o mpong. Meski dianggap lazim, namun siapapun rasanya enggan melewati masa tua dengan gigi ompong. Selain tidak indah secara estetik, juga menyulitkan lansia untuk mengunyah makanan. Akibatnya, dapat terjadi kurang gizi dan gangguan kesehatan lainnya. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah hal ini? Berikut beberapa permasalahan gigi dan mulut pada lansia, serta tips perawatan untuk mencegahnya.
Selain gigi, kesehatan mulut pada lansia juga melibatkan gusi, gigi palsu, lidah dan jaringan lunak lainnya. Gangguan kebersihan mulut dapat menyebabkan bau mulut, mengurangi kemampuan mengecap, penyakit gusi dan pembusukan akar gigi. Tidak hanya itu, kesehatan gigi dan mulut rupanya berkaitan dengan penyakit lain. Orang yang mengalami gangguan gusi berisiko dua kali lipat mengalami penyakit jantung dan stroke.
Lalu mengapa lansia lebih rentan mengalami gangguan pada gigi dan mulut? Penjelasannya sederhana. Sama seperti organ tubuh lainnya, organ di dalam mulut seperti kelenjar liur juga mengalami kemunduran. Akibatnya produksi liur berkurang dan mulut menjadi kering. Ditambah lagi dengan penggunaan obat-obatan untuk penyakit lain yang diminum setiap hari oleh lansia. Padahal, air liur sangat penting untuk mencegah kerusakan gigi. Normalnya, liur memiliki pH netral, namun saat makan, pH akan dengan cepat berubah menjadi asam akibat pemecahan makanan oleh bakteri di mulut. Keasaman ini bertahan sampai 20 menit sebelum berubah kembali menjadi netral. Air liur yang kurang dapat memperlambat kembalinya pH menjadi normal sehingga gigi menjadi lebih mudah rusak.
Kesehatan gusi dan jaringan penyokong gigi juga sangat penting. Pada lansia, jaringan gusi mengalami degenerasi sehingga sebagian akar gigi terlihat dan gigi tampak lebih panjang. Namun, bagian akar gigi tidak memiliki jaringan pelindung email sehingga menjadi sensitif terhadap panas dan dingin, serta memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan gigi. Jika terjadi peradangan dan infeksi, maka gigi menjadi mudah tanggal. Radang gusi juga merupakan penyebab terjadinya bau mulut dan dapat menyebabkan bisul atau abses gusi.
Hal lain yang dapat menyebabkan gangguan gigi dan mulut pada lansia antara lain kebiasaan mengudap, terutama yang manis-manis, menurunnya kemampuan untuk merawat kesehatan mulutnya sendiri, serta adanya pergeseran gigi sehingga bertumpuk dan sulit dibersihkan.