Rokok, salah satu pembunuh utama di negara berkembang. Bagaimana tidak, saat ini rokok terbukti merupakan faktor risiko bagi timbulnya berbagai penyakit. Mulai dari penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkitis, dan kanker paru, sampai ke penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Siapa bilang kejadiannya jarang? WHO mengatakan, tembakau mampu membunuh sampai separuh dari penggunanya. Setiap tahun, ada lebih dari 5 juta perokok dan mantan perokok, serta enam ratus ribu orang perokok pasif yang meninggal akibat rokok. Bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat, satu dari 5 kematian disebabkan oleh rokok. Padahal, hampir 80% perokok berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Dampak kesehatan rokok boleh jadi belum terasa saat kita merokok. Melihat dari meledaknya populasi pengguna rokok, termasuk di kalangan anak-anak, penyakit dan kematian akibat rokok baru akan membludak dalam beberapa dekade ke depan. Dan parahnya, dampak ini tidak hanya akan dirasakan perokok sendiri, namun juga orang di sekitarnya, termasuk anak-anak.
Lebih dari 40% anak setidaknya salah satu orang tuanya merupakan perokok. Pada tahun 2004, 31% anak meninggal akibat menghirup asap rokok secara tidak langsung.
Rokok = Candu
Dalam satu batang rokok, terdapat lebih dari 4000 bahan kimia. 250 diantaranya merupakan bahan kimia berbahaya, dan 50 lagi diketahui dapat mencetuskan kanker. Salah satu zat kimia pada rokok yang paling dikenal adalah nikotin. Nikotin yang dihirup dapat masuk ke dalam darah dan menstimulasi otak, serta menyebabkan kecanduan pada perokok rutin. Begitu kadar nikotin dalam darah menurun, tubuh akan mengalami gejala seperti gelisah, nafsu makan meningkat, sulit konsentrasi, cepat marah, pusing, konstipasi, atau rasa tidak enak lainnya.
Gejala tersebut dapat muncul hanya dalam beberapa jam setelah berhenti merokok dan mencapai puncaknya dalam 24 jam. Gejala akan reda dalam 2-4 minggu. Lama ya? Inilah salah satu alasan mengapa akhirnya banyak perokok yang gagal menghentikan kebiasaannya. Namun sebenarnya, yang berbahaya bagi tubuh bukanlah nikotin, melainkan zat-zat lain yang bersamanya. Nikotin ‘hanya’ merupakan sarana agar racun-racun yang terdapat rokok terus menumpuk di dalam tubuh.
Merokok dalam berbagai penelitian juga memicu terjadinya penyakit berbahaya, seperti kanker, jantung, stroke, hipertensi dan berbagai penyakit lainnya.