Proses pembentukan kista jenis nonodontogenik belum banyak diketahui. Kista jenis ini umumnya tumbuh dengan lambat dan ditemukan secara tidak sengaja. Kista nonodontogenik dapat diakibatkan oleh kelainan perkembangan dari kulit, lapisan dalam mulut, tulang, ataupun kelenjar di daerah mulut. Jenis kista nonodontogenik yang paling sering ditemukan adalah kista duktus nasopalatinal, yaitu kista yang terdapat pada bagian langit-langit mulut.
Ada lagi yang disebut dengan pseudokista, yaitu kantong berisi cairan yang terbentuk karena merembesnya mukus atau liur ke dalam jaringan lunak mulut. Contohnya adalah mukokel dan ranula. Hal ini dapat terjadi akibat adanya trauma seperti terbentur, tergigit, atau gesekan yang menyebabkan bagian dalam mulut menjadi rusak. Selain itu, adanya sumbatan pada saluran kelenjar ludah juga dapat menyebabkan liur mencari jalan keluar dengan merembes ke jaringan di sekitarnya.
Gejala
Kista yang tumbuh di jaringan lunak mulut biasanya berukuran kecil dan terdapat bibir bagian bawah, bagian dalam pipi ataupun gusi. “Jika tidak terinfeksi, kista mulut umumnya tidak menimbulkan nyeri” tambahnya. Kista yang terdapat di dalam tulang rahang juga dapat tidak menimbulkan nyeri, tapi ia dapat terlihat jika diperiksa menggunakan rontgen. Jika kista di rahang ini bertambah besar dan terinfeksi, maka nyeri yang hebat dapat timbul, disertai dengan bengkak di rahang dan bergesernya gigi.
Kista seringkali dianggap sebagai tonjolan biasa di dalam mulut. Berikut perbedaan antara kista dari tonjolan biasa:
- Penonjolan kecil yang tidak nyeri di daerah mulut.
- Berukuran diameter ±2,5 cm.
- Sering ditemukan di bagian bawah bibir, pipi bagian dalam, dan gusi.
- Tidak nyeri kecuali telah terinfeksi.
- Rahang membengkak dan gigi bergeser.