Begini Tren Khitan di Negara Maju

JawaPos.com – Sunat atau khitan tidak hanya dilakukan umat muslim, tetapi masyarakat dunia sudah menerapkan metode ini sejak lama demi alasan kesehatan organ vital.

klik banner konsultasi via wa

Tren usia sunat di Indonesia umumnya dilakukan pada usia anak-anak atau sekolah dasar. Hal ini berbeda budaya dengan masyarakat di negara maju.

Mereka lebih mempertimbangkan faktor psikologi anak saat akan disunat. Karena itu, masyarakat di negara maju lebih memilih anak disunat sebelum usia 40 hari setelah lahir atau disunat saat sudah usia dewasa.

“Karena anak harus tentukan sendiri mau atau tidak. Khawatir ini berdampak pada psikis. Jangan-jangan nanti malah kekerasan anak, begitu pemikiran di negara maju,” kata Pakar Sunat dan Pendiri Rumah Sunatan, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, Selasa (13/12).

Khitan dewasa dan anak-anak idealnya harus dipisah. Hal itu sudah umum dilakukan di negara maju. Jika anak usia sekolah disunat, masyarakat di negara maju khawatir sang anak akan menjadi trauma di kemudian hari.

Selain itu, negara maju sudah mengutamakan masalah kosmetik atau estetika organ vital setelah disunat bukan sekedar sunat. Banyak pria meminta kepada dokter bedah plastik untuk merapihkan potongan atau sayatan organ vital.

“Di negara maju, banyak laki-laki disunat minta ke dokter bedah plastik minta dirapihkan. Biasanya kan ada bekas benang, ada bekas fibrotik. Lalu ada yang enggak simetris. Masyarakat di negara maju memandang ini sebagai tuntutan,” jelas Mahdian.

http://www.jawapos.com/read/2016/12/14/70723/begini-tren-khitan-di-negara-maju