Banyak dari kita, terutama pria dewasa mendengar istilah atau bahkan mengalami “ejakulasi dini”. Ups, selain menjadi momok menakutkan bagi kaum adam, kondisi ini dianggap masalah kesehatan serius yang harus segera dikonsultasikan dengan dokter untuk menetukan penyebab dan mengambil langkah pengobatan secara tepat.
Ternyata selain ejakulasi dini yang ditakuti pria, dalam ilmu kedokteran terdapat masalah kesehatan seksual yang disebut “Ejakulasi tertunda”. Mungkin banyak dari pria, tidak menyadari kondisi ini, atau malah menganggapnya sebagai sebuah keuntungan karena mungkin lebih ‘kuat’ dari biasanya. Pasien dengan ejakulasi tertunda umumnya akan berkonsultasi ke dokter jika, kondisinya tersebut mengganggu kehidupannya atau mengakibatkan stress bagi pasangannya, atau susah memiliki keturunan.
Seseorang pria dikatakan mengalami ejakulasi tertunda jika membutuhkan rangsangan seksual yang lama untuk mencapai klimaks yang ditandai dengan pelepasan semen dari penis. Ejakulasi tertunda dapat bersifat sementara atau permanen. Para pakar berpendapat kondisi ini mungkin berhubungan dengan masalah kesehatan lain, seperti menderita penyakit kronik, paska pembedahan, gangguan mental (depresi,stress) serta konsumsi obat-obatan tertentu, atau gabungan dari beberapa kondisi tersebut.
Seorang pria dikatakan mengalami ejakulasi tertunda jika stimulasi seksual yang dibutuhkan untuk mendapatkan ejakulasi/ orgasme memerlukan waktu 30 menit atau lebih. Pria atau pasangannya akan menghentikan kegiatan seksual, saat ejakulasi tertunda yang ia alami menyebabkan iritasi penis, kelelahan, hilangnya ereksi atau karena permintaan pasangannya.
Penyebab
Terdapat beberapa kondisi medis yang dapat mengakibatkan, terjadinya ejakulasi tertunda, diantaranya; infeksi saluran kemih, diabetes neuropati, stroke, hipotiroid, atau gangguan saraf dan cidera tulang belakang. Demikian halnya pada pria yang baru saja melakukan tindakan pembedahan prostat.
Disisi lain beberapa kondisi psikologis juga dapat menyebabkan terjadinya ejakulasi tertunda, seperti masalah keluarga yang memicu stress, kurangnya komunikasi dengan pasangan, kelelahan atau bahkan fantasi seks yang berlebih pada seseorang.
Mereka yang mengkonsumsi obat-obatan seperti antidepresan, obat diuretik, obat anti psikotik, dan obat anti kejang juga dapat mencetuskan terjadinya ejakulasi tertunda.
Untuk menunjang diagnosis ejakulasi tertunda dokter mungkin melakukan beberapa pemeriksaan, meliputi; pemeriksaan fisik (melihat kondisi penis dan testis), dan pemeriksaan laboratorium termasuk test darah, dan pemeriksaan urin.
Terapi
Hingga saat ini belum ada obat-obatan spesifik yang digunakan untuk pengobatan ejakulasi tertunda. Namun dokter dapat memberikan obat seperti amantadine, buspirone dan cyproheptadine. Atau dengan melakukan pengobatan penyakit yang mendasari.
Terapi psikologis dapat diberikan jika pasien diketahui memiliki tanda-tanda gangguan mental yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya ejakulasi tertunda. Melakukan komunikasi secara terbuka dengan pasangan mampu memperbaiki kondisi ini. Terapi akan lebih optimal jika Anda melibatkan pasangan, dalam proses penyembuhan. (ant)