Ini Loh Perbedaan Influenza, Common Cold dan Flu Burung

Mungkin hanya sedikit orang yang tahu, bahwasannya influenza pada masa kejayaannya, sekitar abad ke 18, mampu merenggut ribuan nyawa melalui wabah mengerikan. Anak-anak, tua, muda, wanita, pria, bahkan tentara dengan kondisi paling fit sekalipun, bisa terkapar tidak berdaya. Banyak keluarga berduka, dan peti-peti mati berjajar di sepanjang jalan, menunggu diangkut ke lokasi pemakaman.

LAYANAN RUMAH SUNAT DR MAHDIAN :

Call Center : 021-8242-0020

Whatsapp Chat :

Pendaftaran Online :

flu-2764634_1920Influenza, mungkin virus yang paling universal di seluruh dunia. Masih ingat dengan wabah “flu burung” atau “flu babi”? Ketakutan melanda di mana-mana, semua orang pada saat itu berlomba-lomba mengenakan masker, dan setiap warga asing yang hendak memasuki Indonesia harus menjalani pemeriksaan sebelum melintasi perbatasan. Ya, ini karena influenza dapat berbahaya. Infeksi yang disebabkan oleh virus ini dapat bersifat mematikan.

Virus influenza pertama kali diketemukan pada unggas pada tahun 1901, dan berjangkit penyakit “wabah unggas” kala itu. Bahkan dikatakan virus ini dapat melewati saringan Chamberland, yang berguna untuk menyaring bakteri. Ini menunjukkan bahwa ukuran virus influenza sangat kecil. Penyebab influenza, merupakan virus dari famili Orthomyxoviridae, yang pertama kali ditemukan pada babi oleh Richard Shope pada tahun 1931. Ini diikuti oleh isolasi virus yang berhasil dilakukan oleh tiga orang ilmuwan, yaitu Wilson Smith, Christopher Andrews, dan Patrick Laidrow.

Influenza, merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernafasan, mulai dari hidung, tengorokan hingga paru. Dalam masyarakat umum, influenza sering disebut juga dengan istilah flu. Virus influenza merupakan virus pintar, yang mudah sekali bermutasi. Oleh karenanya, virus yang menyerang setiap tahun belum tentu sama. Inilah sebabnya mengapa di Amerika Serikat, vaksin influenza diberikan setahun sekali. Karena varian virus yang menyerang setiap tahun berbeda-beda.

Dalam dunia medis, influenza juga bisa menyebabkan komplikasi yang berujung pada kematian. Ini terjadi pada orang dengan risiko tinggi, seperti pada anak-anak, lansia, wanita hamil, orang dengan sistem imun/ kekebalan tubuh yang lemah, atau mereka yang memiliki penyakit kronik.

Berbeda dengan batuk pilek biasa

Pernahkah anda mendengar istilah “common cold”? Istilah ini digunakan untuk menggambarkan batuk pilek yang bukan disebabkan oleh virus influenza. Bedanya adalah gejala influenza umumnya lebih berat dibanding common cold.

Pada awalnya, seseorang yang akan mengalami flu, disertai dengan demam, bersin, ingus yang keluar dari hidung dan sakit tengorokan. Umumnya demam muncul perlahan, tapi dalam kondisi tertentu bisa muncul secara tiba-tiba, yang selanjutnya mengakibatkan gangguan dan sangat membebani penderita. Tanda-tanda umum dari influenza, meliputi; demam lebih dari 38° C, nyeri otot terutama di daerah punggung, lengan dan kaki. Keluar keringat dingin, batuk kering, sakit kepala dan lesu, serta hidung tersumbat.

Pandemi influenza H1N1 tahun 2009-2010, juga diawali demam tinggi, nyeri otot, hidung berair, dan nyeri tenggorokan. Gejala lain yang dapat timbul antara lain mual, diare, dan muntah. Sedangkan pada flu burung, yang utama adalah adanya riwayat kontak atau terpapar unggas atau penderita flu burung, baik yang sedang sakit maupun yang telah meninggal. Misalnya memindahkan, mengubur atau membakar burung yang mati, atau memakan daging atau darah unggas yang tidak dimasak dengan sempurna. Gejalanya sama dengan influenza pada umumnya, namun terjadinya perburukan infeksi saluran napas bagian bawah lebih cepat dibanding flu biasa. Pada pasien juga dapat muncul sesak napas, suara serak, batuk berdahak yang kadang bercampur dengan darah serta  diare, mual, dan sakit perut.

Infeksi virus dapat ditunggangi bakteri sehingga menyebabkan infeksi sekunder, dengan gejala yang lebih berat lagi. Selain itu, infeksi oleh bakteri dapat menyebabkan komplikasi dengan akibat kematian, misalnya infeksi pada paru-paru.

Pada pemeriksaan fisik suhu tubuh pasien tinggi, terutama pada orang yang lebih muda. Detak jantung dapat lebih cepat akibat kekurangan oksigen, dapat terlihat peradangan pada tenggorokan, mata kemerahan dan berair. Dengan ronki saat dilakukan pemeriksaan paru.