Mantri sunat adalah orang yang melakukan tindakan sunat dengan cara tradisional. Baik mantri sunat, dokter ataupun tukang sunat pada dasarnya memiliki tugas yang sama yaitu sama-sama melakukan tindakan sunat.
Dokter sunat adalah seorang tenaga medis yang memiliki ijazah dan sertifikasi resmi serta memahami alat-alat medis untuk tindakan sunat. Sedangkan mantri sunat adalah pembantu dokter yang belum memiliki ijazah ataupun sertifikat resmi. Kemudian, tukang sunat tradisional atau calak sendiri adalah tukang sunat yang menggunakan metode konvensional saat melakukan tindakan sunat.
Tradisi sunat Nusantara
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penganut umat Islam yang cukup banyak. Karena hal itulah Indonesia mengenal banyak tradisi, termasuk sunat. Berikut beberapa tradisi sunat yang cukup populer:
Tradisi Sunat Rasul
Tradisi sunat rasul, berasal dari Aceh. Dalam tradisi ini biasanya bersama dengan upacara pemberkatan serta doa untuk anak yang menjalani sunat. Tujuannya untuk menolak bala serta menyambut kedewasaan. Masyarakat Aceh biasanya mengaitkan tradisi sunat rasul ini dengan keislaman. Berikut rangkaian upacara Sunat Rasul:
1. Duduak niniak mamak, duduk bersama sanak famili untuk menentukan tanggal pelaksanaan.
2. Pasang tampek, persiapan acara bersama ketua pemuda setempat.
3. Duduak rami atau tradisi duduk bersama masyarakat dan juga tokoh masyarakat untuk mengabarkan membahas acara sunatan,
4. Bainai, memakaikan pewarna kuku pada anak atau pasien sunat,
5. Basuntiang, pemberkatan oleh tetua adat,
6. Kenduri urang datang, ibu-ibu tetangga datang untuk masak-memasak untuk persiapan hari H,
7. Urang datang, hari ketika para tamu datang,
8. Mandi pucuak, upacara untuk memandikan dan menggunting rambut anak,
9. Menyerahkan ke mudin, menyerahkan ke tukang khitan.
10. Sunat dilakukan menjelang sore hari
11. Bajago, menjaga anak yang sudah sunat selama tiga malam oleh pemuda desa,
12. Penutup, yaitu tuan rumah mengundang tokoh masyarakat ataupun tetangga untuk acara jamuan berupa nasi tumpeng.
Tradisi Sisingaan
Tradisi sisingaan umumnya berasal dari daerah Jawa Barat. Dalam tradisi ini anak-anak akan duduk pada bagian kepala singa mainan yang berukuran besar untuk berkeliling desa. Selain itu, ada juga acara sunat yang mengarak anak dengan kuda renggong. Arak-arakan ini akan bersama dengan musik tradisional khas daerah Sunda.
Pada tradisi sisingaan juga akan ada pertunjukan seni pencak silat. Selain mempraktekan jurus-jurus silat, dalam tradisi ini akan ada atraksi penampilan debus, seperti, menusuk atau mengiris bagian tubuh dengan benda tajam seperti silet, pisau, atau jarum.
Selesai berkeliling anak akan mandi dengan air dingin untuk persiapan sunat. Metode sunat berikutnya bisa menggunakan cara tradisional bersama mantri sunat, ataupun dengan metode modern yaitu bersama dokter sunat profesional.
Tradisi Betawi Islami
Pada masyarakat Betawi biasanya akan mencampurkan tradisi khitan dengan budaya keislaman. Dalam tradisi betawi sunat merupakan proses pembeda. Anak yang telah sunat berarti sudah memasuki akil baligh. Masyarakat betawi biasanya akan melakukan tradisi sunat pada anak laki-laki pada umur 7 tahun.
Pengantin sunat Betawi akan menggunakan pakaian tradisional lalu keliling kampung menggunakan kuda mainan. Saat keliling kampung anak-anak akan bersama musik tradisional seperti orkes tanjidor.
Keesokan harinya, barulah anak akan sunat bersama mantri. Namun, seiring perkembangan zaman, tidak sedikit orang tua pada prosesi khitan lebih mempercayakan tindakan tersebut kepada tenaga medis profesional seperti dokter sunat.