Pemeriksaan spirometeri diindikasikan pada mereka dengan keluhan sesak, pasien asma stabil, PPOK stabil, evaluasi pasien asma setiap tahun dan PPOK setiap 6 bulan, persiapan operasi, pemeriksaan periodik pada pekerja yang terpapar partikel-partikel tertentu dan pemeriksaan periodik pada perokok.
Saat ini PPOK diproyeksikan akan menjadi penyebab kematian terbesar ketiga pada tahun 2020, setelah penyakit jantung iskemik dan penyakit kardiovaskular. Di Indonesia menurut SKRT (2005) jumlah kasus PPOK juga meningkat karena peningkatan usia harapan hidup, prevalensi merokok yang makin tinggi dan tingkat polusi yang makin tinggi. Pada PPOK aliran udara terbatas karena elastisitas alveolus terganggu, struktur-struktur pendukung berkurang dan jalan udara menyempit, sehingga pasien mengalami sesak nafas yang sangat berat.
Dalam melakukan pemeriksaan spirometri, pasien harus dalam posisi berdiri, dan pemeriksaan dilakukan setidaknya 3 kali berturut-turut hingga didapat hasil yang dapat diterima oleh dokter. Pemeriksaan harus dilakukan dengan persiapan pasien (bebas rokok minimal 2 jam, tidak boleh makan terlalu kenyang, berpakaian tidak ketat), peralatan (kalibrasi minimal sekali seminggu), dan teknisi yang terlatih.
Saat pemeriksaan spirometri dapat dilakukan lebih awal akan mampu mencegah terjadinya PPOK, di kemudian hari. Idealnya pemeriksaan ini dilakukan 1 tahun sekali, untuk mengetahui kualitas paru terutama pada mereka yang berisiko tinggi. Selanjutnya oleh dokter, pasien disarankan untuk menghindari faktor risiko yang ada, merubah pola hidup, sehingga terbebas dari PPOK yang pastinya akan mengakibatkan mortalitas dan morbiditas di kemudian hari.