Penjelasan kanker penis
Berdasarkan hasil penelitian, sedikitnya 25% – 75% pria yang menderita kanker penis juga disertai dengan menderita masalah phimosis. Pada wanita yang memiliki pasangan sudah terindikasi menderita kanker penis, maka wanita tersebuta juga memiliki tingkat resiko 3 sampai 8 kali lebih besar untuk menderita kanker serviks apabila dibandingkan dengan pasangan yang sehat pada umumnya, dimana pada saat ini dalam 1 hari ada sebanyak 1 wanita didunia yang menderita kanker serviks. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak yang ditimbulkan dari permasalahan kanker penis pada kaum pria.
Kembali kepada permasalah awal, dimana permasalahan kanker penis ini timbul, yaitu dimulai dari terdapatnya smegma (kotoran) didalam lapisan kulup pada penis pria. Hal ini dapat timbul karena tidak dilakukan pembersihan atau sulit untuk membersihkan bagian kepala penis pria. Ditambah lagi seseorang tersebut menderita phimosis, yaitu kepala penis yang tidak dapat terbuka atau keluar dari kulit kulup, ini akan memperbesar masalah resiko tertumpuknya smegma sehingga akan juga meningkatkan resiko timbulnya kanker penis.
Gejala Kanker Penis
Banyak pria tidak periksa ke dokter sampai kanker meng-erosi (eroded) preputium dan menjadi berbau tidak sedap karena infeksi dan nekrosis. Pasien datang dengan lesi yang sulit sembuh, disertai “subtle induration” pada kulit, timbulnya kutil ketil di permukaan kulit, papula, pustula, atau pertumbuhan exophytic.
Adakalanya, kanker penis ditemukan kebetulan pada pemeriksaan histopathology saat akan dilakukan tindakan khitan dewasa ( male circumcision) . Terkadang ditemukan suatu massa, ulceration, suppuration, atau perdarahan di daerah lipat paha (inguinal) karena nodal metastases. Adanya lesi (luka) di penis yang tak kunjung sembuh (nonhealing) biasanya membuat pasien memeriksakan diri ke dokter.
Nyeri jarang timbul bahkan bila telah terjadi kerusakan jaringan setempat (significant local destruction of tissue) yang berarti.Penderita dengan kanker yang telah menyebar luas (advanced metastatic cancer) dapat mengeluhkan lemah (weakness), penurunan berat badan (weight loss), kelelahan (fatigue), lesi pada penis kemungkinan dapat berdarah.
Pencegahan kanker penis
Banyak yang mempertanyakan bagaimana cara terbaik untuk mengatasi kanker penis tersebut. Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa penyebab terbesar dari kanker penis ini diderita oleh pria yang mengalami phimosis. Lalu, bagaimana mengatasi phimosi agar juga terhindar dari kanker penis? Solusi sederhana yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan sunat. Berdasarkan data dari WHO sunat (circumcision) ditetapkan sebagai pencegah (prophylactic) yang efektif untuk mengatasi kanker penis. Perlu diketahui,bahwa kanker penis ditemukan lebih sering ketika sesorang akan melakukan tindakan khitan / sunat yang ditunda atau baru dilakukan ketika memasuki usia pubertas. Namun tidak perlu khawatir, karena tidak ada kata terlambat. Pencegahan adalah tindakan yang terbaik sebelum kanker penis muncul. Dengan melakukan sunat dewasa adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena kanker penis ini. Khitan dewasa bagi sebagian orang tidak penting karena mereka tidak tahu manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan tindakan sunat tersebut.
Catatan:
1. Penyakit ini jarang terjadi pada pria yang telah di sunat (circumcised men), terutama apabila dilakukan sunat bayi.
2. Kanker penis cenderung dialami pria dewasa yang berusia kira-kira 60-80 tahun. Pada dewasa muda tidak biasa dijumpai. Suatu penelitian melaporkan bahwa 22% pasien berusia kurang dari 40 tahun, dan hanya 7% yang berusia kurang dari 30 tahun.
3. Jika kanker (carcinoma in situ atau CIS) terjadi di glans penis, disebut erythroplasia of Queyrat. Namun jika terjadi di “follicle-bearing skin of the shaft” disebut Bowen disease.
4. Angka kematian penderita karena kanker penis mencapai 22,4%.
5. Sebanyak 15-50% pasien kanker penis menunda periksa ke dokter selama lebih dari 1 tahun.
6. Sebagian besar kanker penis merupakan “squamous cell carcinomas”.
7. Tumor penis dapat ditemukan dimana saja di penis, namun terbanyak ditemukan di glans penis (48%) dan preputium (21%).