Hal pertama yang akan ditanyakan dokter anak paska seorang bayi laki-laki dilahirkan adalah apakah anak mau langsung di sunat atau tidak. Mungkin ini belum banyak terjadi di Indonesia, tetapi di luar sana merupakan hal yang jamak dilakukan.
Sirkumsisi merupakan tindakan pembedahan yang banyak dilakukan pada anak di Dunia. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan kulit kulup yang menutupi kepala penis. Diluar negri tindakan sirkumsisi banyak dilakukan saat bayi berusia 3 hari atau lebih dan dilakukan sebelum bayi meninggalkan rumah sakit. Di Indonesia sirkumsisi dilakukan oleh dokter umum, namun dapat dilakukan oleh dokter bedah, dokter urologi, dokter bedah anak seperti yang diakukan di luar negri.
Meski demikian pada bayi premature mungkin orang tua harus menunda untuk sementara tindakan sirkumsisi. Atau pada bayi dengan kelainan penis bawaan lahir atau riwayat keluarga dengan gangguan system pengentalan darah.
Paska tindakan sirkumsisi anak akan rewel atau gampang menangis. Untuk itu hati-hati saat sedang membersihkan penis anak, misal setelah buang air besar atau kecil atau saat mandi. Pakailah pelindung penis dengan celana penis khusus, atau dapat juga dengan mengenakan pakaian yang longgar agar tidak ada penekanan pada penis.
Pembengkaan dan kemerahan pasca sirkumisis adalah kondisi yang wajar. Dokter akan memberikan beberapa obat untuk mengatasi masalah ini. Saat penis terkena air, terutama pada metode konfensional yang masih menggunakan dressing untuk penutup luka sirkumsisi. Keringkan perban atau ganti perban secara berkala.
Umumnya pasca sirkumsisi, tidak ada masalah yang akan dialami anak anda. Meski demikian penelitian menunjukan sebesar 1% dari tindakan sirkumsisi mungkin memiliki komplikasi, diantaranya anak anda tidak kencing selama 12 jam atau lebih. Terlihat adanya darah yang mengalir dari perban, atau bekas luka sirkumsisi. Pembengkakan atau kemerahan yang ada menjadi lebih buruk dari waktu kewaktu. Jika kondisi ini muncul segera bahkan disertai adanya tanda infeksi seperti nanah, bau tidak sedap, segera komunikasikan dengan dokter Anda.