Sunat, Tidak Perlu Menunggu Libur

Sunat dan libur ada dua hal yang saling berkaitan satu sama lain, waktu liburan sekolah biasanya adalah saat yang paling umum dipilih oleh orang tua untuk menyunatkan anak-anak mereka, padahal sesungguhnya di Rumah Sunatan sunat tidak perlu menunggu libur.

LAYANAN RUMAH SUNAT DR MAHDIAN :

Call Center : 021-8242-0020

Whatsapp Chat :

Pendaftaran Online :

Satu hal yang sering membuat sunatan dan libur sekolah saling berkaitan, para orang tua banyak berpikir jika anak mereka disunat ketika menjalang libur sekolah atau dalam masa liburan sekolah itu akan sangat menguntungkan, anda bisa menyimak beberapa tips untuk mempersiapkan sunat anak disini . Pada dasarnya orang tua berpikir bahwa luka sunat membutuhkan waktu lama untuk disembuhkan. Belum lagi ketika selesai disunat anak tidak bisa langsung beraktivitas selama masa penyembuhan, jangankan untuk beraktivitas, untuk memakai celana saja sudah sulit karena jika kepala penis tergesek oleh celana maka rasanya akan menyakitkan untuk anak.

Lalu apa solusi untuk hal ini, solusinya adalah sarung. Ya, memang sarung menjadi sebuah benda yang wajib dikenakan oleh anak-anak yang baru saja disunat. Pola sarung yang tidak memiliki pola jahitan menjadi begitu nyaman bagi anak yang baru saja disunat, selain itu sarung juga mudah dipakai. Tinggal mengangkat satu per satu kaki dan tarik lalu ikat di bagian pinggang, sarung pun sudah terpasang. Hanya saja solusi sarung ini tidak membawa sepenuhnya kemudahan untuk anak yang baru saja disunat, ketika berdiri atau berjalan anak harus memegangi bagian depan sarung agar tidak menggesek kepala penis.

Sarung yang awalnya digunakan untuk sholat berubah fungsi menjadi pakaian anak yang baru saja disunat, tidak heran jika kemudian sarung identik dengan sunat. Hal ini disebabkan oleh kebiasan yang sudah membudaya di Indonesia, sama seperti sunat dan liburan tadi. Lalu apa sih yang membuat anak harus begitu sukar beraktivitas ketika selepas sunat sehingga mereka membutuhkan waktu lama untuk dapat sembuh dan kembali beraktivitas, jawabannya adalah metode sunat yang dipakai.

Metode Sunat Laser

Sudah dari tahun 1980an metode laser digunakan di Indonesia, dan masih berjalan sampai sekarang. Padahal di dunia sunat sudah banyak alat sunat yang modern diciptakan untuk mendukung prosedur sunat agar lebih mudah, dan nyaman. Sebut saja Smart Klamp, Alis Klamp, prepex, dan plastibell. Namun kebanyakan orang Indonesia masih terlalu asing dengan metode-metode ini, dan memilih untuk menggunakan laser.

Sesungguhnya laser adalah metode yang mana tindakan penghilangan kulup dilakukan menggunakan electric cauter, sifat panas alat ini berfungsi untuk menutup jaringan-jaringan darah agar tidak terjadi pendarahan yang berlebihan. Sayangnya darah masih kadang mengucur pada metode ini walau pun tidak banyak, selain itu laser juga meninggalkan luka terbuka yang harus dijahit dan dilindungi oleh perban selama masa penyembuhan. Di sinilah letak jawaban mengapa anak tidak dapat beraktivitas sepelepas sunat, penutupan luka terbuka yang sudah dijahit dengan perban akan menutup rapat jahitan di dalamnya dan menyisakan sebagaian kecil kepala penis untuk buang air kecil. Meski pun hanya sebagian kecil, tapi kepala penis ini sungguh sensitif akan gesekan. Satu gesekan kecil saja dapat menghasilkan rasa sakit dan ngilu yang luar biasa, belum lagi jika kepala penis tidak sengaja terpukul bisa-bisa terjadi pendarahan.

Jahitan yang ada di dalamnya pun tidak boleh terkena air sehingga anak tidak boleh mandi selama beberapa hari, meski begitu perban harus diganti setiap harinya dan peroses penggantian perban ini pastinya tidak akan disukai oleh anak, oleh karena itu pilih lah tempat sunat yang bagus dan sudah berpengalaman.

Tidak heran jika liburan sekolah ada waktu yang paling sering dipilih untuk menyunatkan anak, mengingat bagaimana anak harus menghadapi masa penyembuhan yang lumayan menyita waktu.

Di Rumah Sunatan tidak perlu nunggu libur

Semua hal itu tidak terjadi di Rumah Sunatan, karena di Rumah Sunatan telah menggunakan metode modern yaitu klamp. Klamp pertama kali dikenalkan di Jerman pada tahun 2001 dan kemudian diterapkan di Indonesia, tepatnya di Rumah Sunatan, oleh dr. Mahdian Nur Nasurtion SpBs semenjak tahun 2006. Berbeda dengan metode laser, Klamp tidak meninggalkan luka terbuka meski tidak menggunakan jahitan. Teknologi jepit klamp akan menutup luka terbuka sampai proses penyembuhan terjadi, artinya luka tetap akan sembuh sempurna. Metode klamp juga memungkinkan anak untuk mandi seperti biasa, tidak perlu ada ditakutkan, anak bisa tetap mandi demi menjaga kebersihan tubuhnya.

Satu hal yang lebih mengejutkan lagi adalah, di Rumah Sunatan, anak yang baru saja disunat dapat beraktivitas seperti biasa tanpa perlu memakai sarung. Anak dibolehkan langsung memakai celana karena tabung pada klamp akan melindungi kepala penis dari gesekan dan tekanan dari luar, sehingga anak tidak perlu lagi menunggu liburan sekolah untuk bersunat.

Untuk menjaga penis tetap bersih, anak tidak perlu melakukan ganti perban karena klamp tidak menggunakan perban. Hanya perlu dibersihkan setiap habis buang air kecil dan besar, cara membersihkannya pun sangat sederhana dan dapat dilakukan di rumah.

Jadi untuk anda yang berencana menyunatkan anak dalam waktu dekat, tidak perlu lagi menunggu sampai libur sekolah karena di Rumah Sunatan sunat tidak perlu menunggu liburan sekolah, selain itu sunat di Rumah Sunatan mengasyikan.