Penyakit jantung merupakan penyebab hampir sepertiga kematian yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Semakin cepat terdeteksi, makin tinggi pula peluang penderita gangguan jantung untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Selain pemeriksaan fisik dan darah, untuk mendeteksi penyakit jantung seringkali diperlukan beragam pemeriksaan menggunakan alat. Masing-masing alat memiliki tujuan, kelebihan, dan kekurangannya sendiri. Namun bagi mereka yang buta akan kesehatan, berhadapan dengan berbagai alat pemeriksaan dapat menakutkan. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengenal beberapa alat pemeriksaan jantung yang kerap dianjurkan.
Rontgen Dada
Rontgen dada atau disebut foto thoraks biasanya pemeriksaan jantung yang paling awal dianjurkan. Pemeriksaan rontgen sangat sederhana, singkat, dan tidak menimbulkan rasa sakit. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan posisi berdiri atau berbaring. Sinar X akan ditembuskan melalui badan dan menimbulkan “cetakan” pada film di belakang tubuh, memperlihatkan jantung, pembuluh darah, paru-paru dan tulang dada. Foto dapat memperlihatkan gambaran dada dari depan, belakang, ataupun samping, dengan mengubah posisi tubuh saat difoto. Beberapa kondisi kesehatan atau kelainan yang dapat dilihat melalui rontgen dada antara lain:
- Pembesaran jantung
- Tanda-tanda gagal jantung atau penumpukan cairan
- Pneumonia atau gangguan paru lainnya
- Pelebaran (aneurisma) pembuluh aorta
- Cairan di rongga paru
- Tumor
Sayangnya, rontgen tidak dapat dilakukan pada wanita hamil karena mengandung radiasi yang dapat mencetuskan kecacatan janin.
Elektrokardiogram (EKG atau ECG)
Biasanya digunakan sebagai pemeriksaan awal mendampingi pemeriksaan rontgen. Tes ini mudah ditemukan dan dilakukan, tidak sakit, relatif murah dan sangat bermanfaat dalam mengetahui berbagai gangguan jantung. Selain itu, proses pemeriksaan sangat singkat, tidak sampai 5 menit dan tidak membahayakan.
Pemeriksaan EKG atau rekam jantung dilakukan dengan posisi berbaring. Sejumlah elektroda yang terhubung dengan mesin dipasangkan ke dada, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. Kemudian elektroda akan menghantarkan listrik dari jantung ke mesin EKG. Mesin akan merekam irama jantung, frekuensi denyut jantung, serta hantaran listrik yang terjadi. Hasil dari rekam jantung berupa kertas dengan garis seperti grafik. EKG bermanfaat untuk melihat:
- Irama jantung
- Detak jantung
- Gangguan hantaran listrik di jantung
- Adanya serangan jantung
- Adanya gangguan pada arteri koroner
- Penebalan otot jantung
Jika hasil EKG menunjukkan kemungkinan adanya serangan jantung atau penyakit jantung koroner, maka pemeriksaan lebih lanjut bisa dianjurkan oleh dokter, untuk memastikan gangguan dan menentukan terapi yang tepat.
Kekurangannya adalah alat ini hanya dapat merekam aktivitas jantung selama prosedur dilakukan. Jika kelainan jantung bersifat intermiten atau tidak selalu ada, maka mungkin akan terlewat. Pemeriksaan EKG juga seringkali ditemukan normal pada penderita penyakit jantung (negatif palsu) atau sebaliknya, terlihat abnormal pada pasien yang tidak menunjukkan tanda-tanda sakit jantung (positif palsu).