Sunat adalah prosedur bedah terencana paling tua di dunia dan disarankan oleh ahli anatomi dan sejarawan hiperdifusionis Grafton Elliot Smith. Sunat berusia lebih dari 15.000 tahun. Tidak ada konsensus yang kuat tentang bagaimana sunat dipraktikkan di seluruh dunia. Salah satu teori mengatakan bahwa, sunat dimulai dari satu wilayah dan menyebar ke wilayah lainnya. Teori lain mengatakan bahwa, beberapa kelompok budaya yang berbeda mulai mempraktikkannya sendiri.
Pada Perang Dunia I, militer AS memimpin upaya agar para tentaranya melakukan sunat untuk menghindarkan dari penyakit kelamin. Ribuan pria telah disunat pada usia akhir belasan dan awal 20-an. Sementara itu, pada Perang Dunia II, terjadi peningkatan tindakan sunat di AS sekitar 40-50 persen.
Pada tahun 1999 Asosiasi Dokter Amerika (AMA) merilis laporan bahwa perhimpunan kesehatan di Amerika Serikat (AS), Australia, Kanada, serta negara-negara di Eropa sangat tidak merekomendasikan sunat pada bayi laki-laki. Menurut AMA, orangtua di AS melakukan sunat hanya karena alasan sosial dan budaya bukan karena masalah kesehatan. Bahkan, pada awalnya sunat tidak direkomendasikan oleh para dokter di AS pada saat itu.
Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan semakin maju dan sunat justru terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Menurut The American Academy of Pediatrics (AAP), bahwa sunat memudahkan pria menjaga kebersihan area genital karena tidak adanya kulup yang menutupi. Oleh karena itu, mengurangi risiko terjangkit infeksi saluran kemih atau menularkannya pada pasangan, mengurangi risiko infeksi penyakit menular seksual (IMS) termasuk HIV, dan mengurangi risiko terkena kanker prostat.
Pentingnya sunat bagi kesehatan pun mendapat pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan program AIDS PBB sejak 2007 lalu. WHO maupun program AIDS PBB mengatakan program sunat bisa menyelamatkan tiga juta jiwa dalam waktu 20 tahun ke depan. Karena itu, sejak tahun 2007 sunat menjadi bagian penting dari sejumlah program PBB dalam memerangi HIV.
Langkah WHO dan program AIDS PBB ini sejalan dengan hasil temuan para pakar kesehatan di negara-negara Barat. Pada tahun 2006, para pakar melakukan penelitian dan hasilnya pria yang disunat, bisa mengurangi risiko HIV sebesar 60 persen.
Proses Sunat di Amerika
Sebanyak 1,2 juta bayi laki-laki disunat setiap tahunnya di Amerika Serikat. Proses sunat di Amerika dilakukan pada bayi laki-laki yang baru lahir (newborn). Umumnya, pada 10 hari pertama kehidupannya. Hal ini didasarkan pada temuan yang diliris oleh Academy of Pediatrics yang menyebutkan bahwa koloni bakteri yang tumbuh dan berkembang di dalam kulit luar penis atau kulup pada 6 bulan pertama kehidupan menjadi faktor risiko peningkatan infeksi saluran kemih atau urinary tract infection (UTI).
Koloni bakteri tersebut akan berkurang dengan sendirinya setelah usia 6 bulan, hal tersebut dapat terjadi karena kulup dapat ditarik ke belakang seiring dengan pertambahan usia. Dua sampai 10% insiden UTI ditemukan pada usia 6 bulan pertama dan kasus yang paling signifikan yaitu sebesar 21% terjadi pada bulan pertama kehidupan.
Pada bayi yang disunat luka akan cepat sembuh, trauma bisa dihindari karena bayi belum memiliki kesadaran dan kemungkinan kelamin tergesek sangat kecil karena rata-rata bayi di bawah enam bulan belum bisa tengkurap. Walau begitu, bukan berarti pria dewasa tak bisa disunat. Untuk alasan kesehatan, sunat dewasa umumnya masuk dalam kategori aman.