Vaksin Pneumonia Terkonjugasi

Selama lebih dari 30 tahun, vaksin yang tersedia untuk mencegah penyakit pneumokokal justru tidak dapat diberikan kepada kelompok orang yang rentan, yaitu anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun. Padahal bayi dan anak berisiko tinggi mengalami infeksi yang lebih berat akibat kuman Streptococcus pneumoniae ini. Baru pada tahun 2000, muncul vaksin bernama PCV (pneumococcal conjugate vaccine), yang terbukti aman dan efektif untuk mencegah penyakit akibat penumokokus pada anak di bawah 2 tahun.

klik banner konsultasi via wa

Apa itu PCV dan IPD

PCV adalah vaksin yang melindungi terhadap infeksi kuman Streptococcus pneumoniae atau sering disebut juga pneumokokus. Vaksin ini dibuat dengan mengkonjugasikan atau mengikat antigen dengan protein tertentu. Mengapa dikonjugasi? Ini karena Bayi dan anak-anak memiliki kekebalan tubuh yang masih lemah. Selain itu, beberapa kuman, termasuk Streptococcus pneumoniae, memiliki lapisan pelindung di luarnya. Akibatnya, antigen kuman menjadi sulit dikenali. Inilah mengapa vaksin diikat dengan protein tertentu, sehingga lebih mudah dikenali oleh sistem imun dan memberikan perlindungan yang lebih maksimal.

Seringkali saat mencari tahu mengenai vaksin PCV, kita mendapatkan abreviasi lain, yaitu IPD. Yang dimaksud IPD adalah Invasive pneumococcal disease, yaitu sejumlah penyakit berbahaya yang disebabkan pneumokokus. Antara lain radang otak dan selaput otak, radang paru, dan infeksi di dalam darah (bakteremia dan sepsis). Selain IPD, pneumokokus juga dapat menyebabkan infeksi lokal yang lebih ringan. Misalnya radang telinga tengah (congekan) dan radang paru yang tidak disertai penyebaran bakteri di dalam darah. Permasalahannya, pneumokokus biasanya juga sulit diobati karena telah kebal terhadap sejumlah antibiotik.

Menurut WHO, pneumokokus bertanggung jawab terhadap kematian 1,6 juta orang setiap tahunnya di seluruh dunia. Separuh korbannya adalah anak berusia di bawah 5 tahun, terutama di negara berkembang. 1 dari 10 kasus infeksi bersifat fatal. Infeksi juga dapat meninggalkan kerusakan berat di otak dan ketulian pada anak.

klik banner konsultasi via wa