Fimosis adalah keadaan di mana kulup atau kulit yang menutupi kepala penis tidak bisa ditarik ke belakang. Hal itu terjadi, karena penyempitan di ujung kulit depan penis atau terjadi perlengketan kulup. Kondisi ini terjadi pada laki-laki yang belum sunat, biasanya terjadi pada bayi atau anak usia 2 sampai 6 tahun. Namun, ada beberapa anak yang kulupnya masih tertutup hingga usia 17 tahun. Menurut dokter Mahdian Nur Nasution, SpBS fimosis umumnya karena kelainan bawaan sejak lahir. Tetapi, bisa juga karena kebersihan penis yang tidak terjaga dengan baik.
Sampai saat ini, fimosis masih dianggap wajar dan tidak akan menimbulkan banyak masalah selama anak masih bayi. Namun, kondisi ini tidak dapat dianggap remeh karena dapat menimbulkan urin tidak dapat keluar normal dan kepala penis tidak dapat dibersihkan. Jika dibiarkan, ditakutkan anak akan mengalami masalah gangguan kesehatan yang lebih parah.
Gejala Fimosis
Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS orangtua dapat mengenali gejala fimosis pada anak ketika sedang memandikannya. Apabila kulup tidak bisa ditarik ke belakang sehingga kepala penis tak terlihat, kemungkinan anak mengalami fimosis. Sejatinya, kulup bersifat elastis. Jadi ketika buang air kecil, urine akan menggelembung karena tertahan dikulit dulu. Setelah tekanan gelembung tinggi, baru keluar urinenya. Seperti ada bocoran air dari kulit.
Urine pun biasanya tersisa di balik kulit penis. Lama-kelamaan, sisa urine dan kotoran lainnya akan mengendap dan memicu pertumbuhan bakteri. Tanda-tanda fimosis lainnya, adalah anak mengalami demam. Jika sudah terjadi infeksi di bagian penis atau pada saluran kemih akan muncul demam, karena tumbuhnya bakteri tadi. Mulanya, infeksi terjadi di sekitar kulit, kemudian di bagian kepala penis, hingga akhirnya bisa sampai ke saluran kemih.
Jika anak mengalami demam secara berulang meski sudah diberikan obat salah satu kemungkinan yang terjadi bisa saja karena masalah saluran kemih. Demam yang berulang pada akhirnya bisa memengaruhi tumbuh kembang anak. Pada saat dewasa, fimosis akan mengganggu aktivitas seksual. Kotoran yang menumpuk di balik kulit penis bisa memicu peradangan dan muncul kemerahan pada ujung penis.
Sunat Atasi Fimosis
Ada sekitar 40 persen anak laki-laki yang mengalami fimosis. Fimosis bisa ditangani dengan melakukan sunat atau sirkumsisi. Melalui sunat, dapat melepaskan perlekatan di kulit penis.
Rumah Sunat dr. Mahdian menyediakan layanan jasa sunat untuk berbagai usia dari bayi hingga dewasa, ada juga sunat perempuan, sunat untuk anak gemuk atau yang memiliki mikropenis, dan sunat untuk anak autis atau hiperaktif. Dibantu dengan tenaga medis yang profesional dan alat-alat dengan teknologi canggih sekali pakai, kini anak tidak perlu takut pada jarum suntik. Anak akan merasa nyaman saat sunat.