Wajah merupakan fitur terpenting pada tubuh untuk mengidentifikasi seseorang, sebagai fokus saat berkomunikasi, dan sebagai jendela dari emosi melalui berbagai ekspresi yang mampu dihasilkannya. Namun tahukah Anda, bahwa wajah ternyata dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit?
Wajah Miring atau Datar
Jika Anda dapat mengangkat sebelah alis dan memainkannya, itu tidaklah aneh. Namun jika hanya sebelah alis yang dapat diangkat disertai bibir miring, mungkin anda menderita Bell’s palsy. Bell’s palsy disebabkan karena adanya gangguan pada saraf wajah sehingga otot-otot wajah menjadi lemah dan tidak bisa digerakkan. Akibatnya, wajah tampak seperti ‘jatuh’, kelopak mata sulit dibuka sebelah, mengences, kesulitan dalam makan, minum, serta memamerkan senyum indah anda. Jika berlangsung lama, Bell’s palsy dapat mencetuskan masalah lain seperti mulut dan mata kering, nyeri kepala, kehilangan rasa pengecap, gangguan pendengaran, dan rasa berkedut di wajah. Penyebab Bell’s palsy dapat bermacam-macam, mulai dari infeksi hingga tumor pada otak yang menekan saraf.
Lalu bagaimana jika wajah miring tapi alis masih bisa digerakkan? Mungkin saja ini adalah tanda terjadinya stroke yang menyerang saraf wajah. Apalagi jika disertai dengan kelemahan tubuh pada satu sisi, sebaiknya jangan menunda untuk pergi ke rumah sakit.
Wajah yang aneh juga dapat ditemukan pada penderita gangguan jiwa dan penderita Parkinson, yang diakibatkan oleh gangguan ekspresi wajah. Penderita Parkinson tidak dapat menyampaikan ekspresinya melalui gerakan otot-otot di wajah. Hasilnya, wajah dapat tampak kosong, memiliki ekspresi yang sama setiap saat, dan seperti memakai topeng. Wajah yang kosong tanpa ekspresi ini dikenal dengan afek datar.
Tidak hanya Parkinson, afek datar juga merupakan salah satu tanda dari adanya gangguan jiwa pada seseorang. Pada penderita skizofrenia, misalnya, otak menjadi kurang reaktif terhadap situasi yang mencetuskan perasaan, senang, sedih, marah, dan lain-lain. Selain afek datar, penderita gangguan jiwa mungkin saja memiliki reaksi wajah berlebihan terhadap suatu hal. Ini karena terganggunya integrasi dari sistem penghantaran sinyal di otak.
Wajah bagai bulan
Bukan bopeng atau bersinar, wajah seperti bulan atau moon face adalah wajah berbentuk bulat akibat kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi di dalam tubuh dalam jangka panjang. Ini dapat disebabkan penggunaan obat-obat yang mengandung steroid, atau penyakit yang menyebabkan peningkatan hormon kortisol, adenocorticotropic hormone (ACTH), atau corticotropin releasing hormone (CRH).
Wajah mengalami penumpukan atau bertambahnya jaringan lemak di pipi, sehingga tampak bulat, penuh dan gembil. Saking bulatnya, terkadang telinga dapat seperti tenggelam jika dilihat dari depan.