Jika ditanyakan mengenai seperti apa tempat tidur yang nyaman, umumnya orang akan membayangkan kasur yang besar dan empuk, dilengkapi dengan bantal atau guling yang lembut. Apalagi ada orang yang tidak bisa tidur tanpa bantal atau guling. Bahkan ada orang yang terbiasa tidur dengan banyak bantal atau dengan bantal kesayangan yang dimilikinya sejak kecil. Bantal memang salah satu lambang kenyamanan tidur bagi kita orang dewasa. Oleh karena itu, banyak set tempat tidur bayi yang kemudian juga dilengkapi dengan bantal. Sebenarnya, seperlu apakah penggunaan bantal untuk bayi?
Penggunaan bantal sesungguhnya tidak dianjurkan untuk anak berusia di bawah dua tahun. Alasannya sederhana, anak dapat ‘tenggelam’ di dalam bantal atau wajahnya tertindih bantal sehingga tidak dapat bernapas. Yang paling ditakutkan adalah bayi dapat mati lemas.
Ingin bayi tidur dengan nyaman? Ternyata memberikan bantal bukanlah solusi yang tepat. Bayi berbeda dengan orang dewasa. Kesayangan anda tidak memerlukan bantal untuk dapat tidur dengan nyaman. Adanya bantal, selimut tebal dan berat, atau boneka dapat menutupi hidung bayi dan menyebabkan bayi kekurangan oksigen. Di Amerika Serikat, ada sekitar 32 kematian bayi setiap tahun yang berkaitan dengan penggunaan bantal, baik yang digunakan sebagai alas tidur ataupun penyangga kepala. Kebanyakan kematian terjadi pada bayi berusia di bawah 3 tahun.
Jika bayi sudah dapat berdiri, ia dapat menggunakan bantal sebagai pijakan untuk memanjat tempat tidur. Akibatnya bayi dapat terjatuh atau terbentur ke pinggir tempat tidur karena posisi bantal yang tidak stabil sebagai pijakan. Selain itu, penggunaan bantal yang kurang tepat pada bayi dapat menyebabkan kekakuan dan nyeri otot, karena posisi tulang belakangnya menjadi melengkung.
Masalah lain yang dapat disebabkan oleh bantal adalah alergi. Alergi yang disebabkan bantal dapat berasal dari debu rumah yang menempel di bantal, bahan isian bantal, ataupun tungau. Ini dapat ditandai dengan bersin-bersin atau pilek yang tidak kunjung sembuh pada si kecil.