Tak banyak orang mengenal balanitis. Mereka lebih mengenal kanker penis, infeksi saluran kemih, dan berbagai penyakit kelamin mengenai penis seperti, gonore, klamidia, herpes, dan trikomoniasis.
Padahal para laki-laki perlu mengetahuinya. Balanitis tak lain adalah peradangan yang terjadi di kelenjar atau kepala penis. Peradangan bisa ditimbulkan karena infeksi atau penyebab lain. Diperkirakan 1 dari 25 anak laki-laki akan mengalami Balanitis. Selain itu, 1 dari anak 30 laki-laki yang tidak disunat berisiko terkena balanitis.
Kondisi ini terjadi bila kulup yang membungkus ujung penis terlalu ketat. Sedangkan kulup yang terlalu longgar dan mudah dibuka, maka peluang untuk terjadinya balanitis menjadi rendah. Namun demikian, perempuan juga berpeluang terkena balanitis dan akan menyerang klitoris.
Seseorang yang menderita balanitis akan menderita beberapa gejala, di antaranya, rona kemerahan dan bintil berwarna merah di kepala penis, nyeri pada saat kencing, dan ada kotoran yang berbau busuk.
FAKTOR RIIKO& PENANGANANNYA
Balanitis dapat terjadi oleh beberapa faktor dan penanganannya, antara lain:
- Reaksi alergi. Jika peradangan tampaknya disebabkan oleh reaksi alergi atau iritasi. Apabila ini penyebabnya, dokter akan meresepkan krim steroid ringan, seperti hidrokortison 1% untuk mengurangi pembengkakan. Tapi jika ada infeksi, pasien tidak boleh menggunakan krim steroid sendiri. Obat anti jamur atau antibiotik juga bisa diresepkan. Semua sabun dan iritasi potensial lainnya harus dihindari selama perawatan, dan sampai tanda-tanda dan gejala benar-benar hilang.
- Candida. Ini adalah salah satu penyakit jamur yang biasa muncul di alat kelamin, baik pada laki-laki maupun perempuan. Untuk mengatasinya, dokter biasanya meresepkan krim antijamur, seperti clotrimazole atau miconazole. Bila pasangan terkena, maka pasangannya juga harus diberi obat yang sama. Kemudian, mereka harus menggunakan kondom bila mau berhubungan intim.
- Infeksi bakteri. Apabila ditemukan bahwa infeksi ini dikarenakan adanya bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik, seperti eritromisin atau penisilin.
- Tak diketahui penyebabnya. Jika tidak ada infeksi dan iritan tidak teridentifikasi, pasien dapat dirujuk ke dokter kulit, yang berspesialisasi dalam kondisi kulit pasein yang terkena balanitis.
- Kambuh. Bila balanitis terus kambuh – dan hal ini sering terjadi pada laki-laki yang tidak disunat – dokter akan menyarankan pasien untuk segera disunat. Di situ kulup pada penis dipotong. Mandi sitz dapat membantu mengatasi gejala, karena air hangat dapat mengurangi rasa tidak nyaman.