REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sunat atau sirkumsisi merupakan prosedur membuang kulit prepusium penis atau lebih dikenal dengan kulup. Terdapat berbagai bukti ilmiah yang menunjukkan manfaat sunat dari sisi medis seperti menghindari risiko berbagai penyakit antara lain, gonore, herpes, kanker serviks, infeksi saluran kemih, penularan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Human Papilloma Virus (HPV).
Meski sunat telah terbukti memiliki banyak manfaat, tidak sedikit anak-anak hingga dewasa merasa takut untuk melakukan sunat. Alasan utamanya adalah takut merasakan nyeri saat proses sunat. Namun, sebenarnya perasaan takut tidak perlu.
Sebelum melakukan tindakan sunat, pasien tentunya akan diberikan anestesi (bius) terlebih dahulu. Pembiusan ini akan membuat pasien sunat merasa tenang ketika tindakan sunat berlangsung, meminimalkan atau menghilangkan rasa nyeri, bahkan membuat pasien merasa mengantuk dan tertidur sehingga pasien tidak sadar saat tindakan sunat berlangsung. Pembiusan ini dapat membantu pasien yang kerap takut dengan proses khitan.
“Kebanyakan pasien sunat anak dan dewasa merasa takut dengan rasa sakit. Oleh karena itu teknik anestesinya harus tepat,” ujar dr Mahdian Nur Nasution, SpBS selaku pemilik Rumah Sunat dr Mahdian di sela media gathering di Jakarta.
Jika sudah tepat, pasien sunat bisa merasa nyaman dan puas terlebih lagi dengan adanya penggunaan teknologi terbaru pemberian anestesi tanpa jarum suntik. Ia menjelaskan terdapat dua teknik anestesi yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan sunat, yaitu anestesi infiltrasi dan anestesi blok.
Anestesi infiltrasi adalah anestesi yang bertujuan untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan yang akan dianestesi. Sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang terletak lebih dalam. Anastesi blok atau penile block technique dikatakan lebih baik dari anastesi infiltrasi karena lebih tidak sakit. Teknik ini cukup dengan 2 kali memasukan jarum. Teknik ini sebaiknya disertai dengan (ring technique).
SUNAT TANPA JARUM SUNTIK
Pemberian obat anestesi tanpa jarum menggunakan teknologi needle free injection dengan mengantarkan cairan obat ke dalam lapisan kulit masuk ke dalam jaringan tanpa penetrasi jarum yang tajam. Teknologi ini mengantarkan cairan obat dengan menggunakan mekanisme tenaga pegas berkecepatan tinggi. Dengan kecepatan tinggi inilah dapat menghasilkan pancaran cairan sehingga obat dapat berpenetrasi ke dalam kulit melalui lubang yang sangat kecil.
Teknologi needle-free injection yang digunakan di Rumah Sunat dr Mahdian berasal dari Korea. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu, alat semprot cairan anastesi yang terbuat dari kaca dengan ukuran, injektor, dan pompa injektor. Injektor yang menggunakan tenaga pegas yang dapat disesuaikan dengan kekuatan penetrasi ke kulit sesuai kebutuhan.
”Penggunaan tekonologi ini berguna untuk membuat anak tidak takut dan juga bisa menghindari reaksi kulit setelah penyuntikan, seperti menimbulkan rasa nyeri, kulit menjadi biru, atau bengkak,” ujar dr Mahdian.
Sunat merupakan momen yang tak terlupakan dan hanya dilakukan satu kali dalam hidup. Oleh karena itu, pengalaman sunat ini jangan menjadi pengalaman yang buruk bagi anak. “Teknologi needle-free injection ini tentunya memungkinkan dapat memberikan pasien sunat kenyamanan lebih saat proses anestesi dilakukan,” jelas dr Encep Wahyudan, selaku praktisi sunat di Rumah Sunat dr Mahdian.
source: REPUBLIKA