Saat suara anak masih belum pecah juga, Anda mungkin bertanya-tanya apakah pertumbuhannya memang terlambat atau Anda yang sudah tidak sabar mendengarnya bernyanyi bak Jon Bon Jovi? Walaupun anak tampak telat dibanding teman-temannya, tapi biasanya ini bukan hal yang perlu dikuatirkan. Karena pada akhirnya pubertas si kecil akan terjadi meskipun belakangan dibanding anak sebayanya.
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan suara si kecil terlambat pecah. Pertama, keterlambatan mungkin juga terjadi pada anggota keluarga yang lain, alias faktor genetik. Kedua, pertumbuhan mungkin tidak terlambat, hanya saja belum terlihat. Pertumbuhan seks sekunder pada anak diawali dengan pertumbuhan testis atau buah zakar, yang tentu jarang disadari. Padahal, testis akan menghasilkan hormon testosteron yang diperlukan agar anak menampakkan tanda-tanda pubertas. Jadi, anak mungkin sudah mulai mengalami pubertas, hanya saja belum tampak dari luar.
Pubertas dianggap terlambat hanya jika tidak ada satu pun tanda-tanda pubertas terlihat pada usia 14 tahun. Dan ketiga, Anda tidak perlu kuatir bahwa anak akan lebih pendek dan suaranya lebih cempreng karena pertumbuhannya terlambat. Begitu masa pubernya tiba, anak akan menyusul teman-temannya, bahkan ia dapat terus tumbuh saat teman-temannya sudah berhenti tumbuh.
Pertumbuhan pada masa pubertas terjadi berkat dihasilkannya sejumlah hormon dalam jumlah besar. Karena itu, keterlambatan pubertas mungkin juga disebabkan oleh adanya gangguan hormon, seperti hormon pertumbuhan dan hormon testosteron. Meski demikian, tidak semua kasus memerlukan terapi tambahan hormon dari luar karena biasanya tubuh pada akhirnya dapat memroduksi hormon-hormon ini meskipun terlambat.