Sunat merupakan tindakan pengangkatan kulit yang menutupi kepala penis. Di negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim, melakukan sunat sangatlah wajar. Dengan melakukan sunat, berarti umat muslim telah menjalankan syariat Allah SWT dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, di negara-negara yang penduduknya bukan muslim, untuk melakukan sunat sangat jarang. Sebagian mereka menganggap sunat hanyalah untuk laki-laki muslim. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, kini sudah ada penelitian mengenai manfaatsunat bagi kesehatan pria. Sayangnya, masih banyak pria yang belum mengetahui hal tersebut. Lalu, apakah ada perbedaan antara laki-laki yang sudah sunat atau tidak?
PERBEDAAN SUNAT ATAU TIDAK
1. Kesehatan
Pria yang sudah sunat
Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS , sunat pada pria dewasa bukan hanya untuk menurunkan risiko penularan HIV/AIDS saja, namun juga dapat menurunkan risiko terjadinya kanker prostat, kanker penis, infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, dan menurunkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita pasangannya. Hal tersebut juga didukung oleh Center of Disease Control and Prevention (CDC) yang menyatakan bahwa sunat merupakan salah satu pencegahan infeksi penyakit menular seksual.
Sementara itu, pada bulan maret 2017, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) , merekomendasikan tindakan sunat pada pria dewasa sebagai salah satu cara untuk menurunkan risiko penularan HIV/AIDS. Hal ini sebenarnya sudah tidak mengejutkan lagi karena telah banyak penelitian tentang manfaat sunat bagi kesehatan.
Pria yang tidak disunat
Pada pria yang tidak disunat lebih besar berisiko terkena penyakit menular seksual, seperti gonore, sifilis, herpes genital, HIV, dan HPV. Hal ini karena pada penis yang belum disunat lebih rentan terhadap bakteri.
Beberapa penyakit menular seksual disebabkan oleh bakteri atau virus yang hidup pada kulit kelamin atau selaput lendir kelamin, misalnya dinding dalam vagina. Hal ini dikarenakan area genital pada umumnya lembab dan hangat sangat cocok sebagai tempat jamur, bakteri atau virus berkembang biak. Bisa saja saat berhubungan seks, organisme penyebab infeksi keluar bersama air mani, cairan vagina atau pun darah.
Seseorang dapat tertular hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa kondom dengan seseorang yang sudah mengidap infeksi tersebut. Risiko penularan bisa meningkat terutama jika memiliki luka terbuka di kulit atau kelamin yang bisa jadi gerbang masuknya penyakit. Selain itu, pada pria yang belum disunat, juga berisiko menularkan penyakit menular seksual ini.
2.Kebersihan
Pria yang sudah sunat
Menurut ginekolog Alyssa Dweck, M.D, dilansir dari Shape, adanya kulit kulup akan menghemat waktu saat membersihkan tubuh, walaupun tidak scara signifikan. Namun, beberapa wanita mungkin merasa lebih ‘bersih’ saat berhubungan seks dengan pria yang disunat. Hal ini bisa meningkatkan fungsi seksual wanita, hanya karena dia merasa memiliki peluang yang lebih rendah untuk mendapatkan infeksi.
Pria yang tidak disunat
Pada kepala penis, ada kelenjar yang memproduksi cairan, disebut smegma, yang memungkinkan kulup untuk bergerak membuka dan menutupi puncak kepala penis dengan mudah.
Ketika kepala penis tidak rutin dibersihkan, cairan ini menumpuk bersama sel kulit mati, bakteri, kuman, kadang juga pasir dan kotoran sehingga memproduksi bau tidak sedap dan bisa mengiritasi kulit, menyebabkan peradangan atau bahkan infeksi baik pada kulup atau kelenjar.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, sunat memiliki manfaat baik bagi kesehatan maupun kebersihan. Bagi pria dewasa yang masih belum melakukan sunat, penjelasan di atas dapat memberikan motivasi untuk melakukan sunat. Tidak perlu khawatir dengan proses sunat dewasa. Sebelum melakukan sunat dewasa, pasien dewasa sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter sunat.