6 Cara Jitu Atasi Kolik

Kolik sesungguhnya bukan hal baru. Bahkan pada abad 2 sebelum masehi (SM), seorang tabib bernama Galen pernah meresepkan opium untuk menenangkan bayi yang rewel. Di Eropa pada abad pertengahan, ada banyak ibu dan perawat yang melapisi puting susu menggunakan lotion opium sebelum bayi menetek. Dan pada abad ke 19 dan 20, bayi dengan kolik diobati menggunakan obat-obat penenang seperti phenobarbital, diazepam, alkohol, dan antispasmodik. Tentu saja, penggunaan obat-obatan ini malah dapat menyebabkan komplikasi yang fatal sehingga tidak lagi dianjurkan.

LAYANAN RUMAH SUNAT DR MAHDIAN :

Call Center : 021-8242-0020

Whatsapp Chat :

Pendaftaran Online :

child-2607826_1920Ibu-ibu yang memiliki bayi kolik biasanya memiliki cerita yang hampir sama. Periode menangis biasanya terjadi di malam hari. Kondisi ini disertai dengan kaki yang ditarik ke atas perut, wajah memerah, tangan mengepal, kening berkerut, serta menangis dengan nada yang tinggi.

Kolik tidak boleh dibiarkan begitu saja karena dapat memengaruhi stabilitas keluarga. Terutama kecemasan jangka pendek atau bahkan depresi pada ibu. Tidak berhenti sampai di situ, kolik dapat menyebabkan kelelahan dan stress pada kedua orangtua, bahkan tidak jarang menyebabkan perselisihan perkawinan. Selain itu, kolik pada bayi juga dapat menyebabkan ibu berhenti menyusui sebelum waktunya, parahnya lagi ada juga yang berujung pada pelecehan atau kekerasan anak.

Untuk mengatasi kolik, diperlukan penanganan berupa modifikasi pemberian makanan atau susu, seperti:

  1. Penghentian konsumsi produk mengandung protein susu sapi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa penghentian produk yang mengandung protein susu sapi dapat sangat membantu mengurangi kolik, secara bermakna.
  2. Berikan makanan melalui botol. Modifikasi pemberian makanan melalui botol, dalam beberapa penelitian mampu memperbaiki kondisi 68% bayi dengan kolik.
  3. Ganti susu sapi dengan susu kedelai. Dengan mengganti susu sapi menjadi susu kedelai atau susu yang terhidrolisasi, mampu menurnkan kejadian kolik.
  4. Susu terhidrolasi. Susu formula yang mengandung casein terhidrolasi terbukti mampu mengurangi lama menangis menjad 2,5 jam per hari. Protein susu sapi terhidrolisis juga dapat mengurangi rata-rata lama menangis serta menurunkan jumlah episode kolik.
  5. Berikan laktase. Pemberian laktase ditujukan untuk memperbaiki sistim pencernaan mencerna susu. Pemberian laktase, terbukti menurunkan lama menangis hingga 45%.
  6. Modifikasi makanan ibu. Selain makanan yang diberikan pada bayi, ibu yang menyusui juga dapat melakukan modifikasi pada makanannya. Konsumsi makanan rendah alergen pada ibu ternyata dapat menurunkan lama bayi menangis hingga 74%.