Setiap pencucian darah biasanya memakan waktu sekitar empat sampai lima jam, dan dilakukan sekitar tiga kali seminggu. Semakin berat penyakit, pencucian darah dapat makin lama dan sering. Cuci darah biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik cuci darah, dan diawasi oleh dokter atau perawat terlatih. Jika kondisi pasien sudah stabil, cuci darah juga dapat dilakukan di rumah menggunakan alat cuci darah yang lebih sederhana.
Saat ini ada dua cara untuk melakukan pencucian darah, yaitu dengan alat hemodialisis dan peritoneal dialysis. Peritoneal dialysis dilakukan dengan memasukkan cairan khusus dalam rongga perut, yang berfungsi untuk menarik racun dalam tubuh. Setelah beberapa lama, cairan dikeluarkan kembali. Pasien dapat melakukan penggantian cairan sendiri atau dibantu oleh keluarganya sampai lima kali sehari bergantung pada kebutuhan. Selama proses berlangsung, pasien dapat beraktivitas seperti biasa. Sedangkan hemodialisis adalah pencucian darah secara konvensional yang lebih banyak dikenal orang.
Pemilihan antara peritoneal dialysis dan hemodialisis bergantung pada gaya hidup, kondisi kesehatan pasien, ukuran dan bentuk tubuh, serta keterjangkauan lokasi fasilitas cuci darah. Untuk menentukan jenis pencucian darah yang tepat dan nyaman bagi Anda, dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Dokter juga akan menentukan berapa kali dalam seminggu pencucian darah perlu dilakukan. Berikut beberapa jenis pencucian darah:
- Pencucian darah di rumah sakit atau klinik cuci darah. Biasanya dilakukan tiga hari dalam seminggu selama 3 sampai 5 jam per hari.
- Pencucian darah di rumah. Dilakukan 3 hari dalam seminggu, dengan lama sesuai dengan anjuran dokter.
- Pencucian darah harian di rumah. Dilakukan 5 sampai 7 hari dalam seminggu. Setiap sesi membutuhkan waktu sekitar 3 jam.
- Pencucian darah nokturnal di rumah. Dilakukan pada malam hari 3 sampai 5 kali dalam seminggu. Setiap sesi dapat dilakukan sambil beristirahat sepanjang malam hari (6 sampai 8 jam)