Epispadia adalah kelainan bawaan lahir yang langka, terjadi pada uretra, yaitu saluran tempat keluarnya urin dari kandung kemih atau lubang kencing. Dalam kondisi ini, saluran yang mengeluarkan urine dari tubuh tersebut berada pada tempat yang salah.
Pada bayi laki-laki yang mengalami epispadia, bukaan atau lubang uretra biasanya terdapat pada bagian atas penis, padahal normalnya terletak di ujung penis. Namun pada bayi laki-laki, lubang uretra juga bisa berada pada bagian penis yang lain, seperti ujung, batang, dan pangkal penis. Kelainan ini tidak hanya bayi laki-laki saja yang bisa mengalaminya, tapi juga bayi perempuan.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Menurut Johns Hopkins Medicine, kondisi ini cukup langka, kelainan dapat terjadi pada satu dari 117.000 bayi laki-laki baru lahir.
Sementara itu, kondisi ini juga memengaruhi satu dari 484.000 bayi perempuan baru lahir. Epispadia umumnya dapat terdeteksi segera setelah bayi lahir ketika dokter menentukan jenis kelamin.
Epispadia Pada Laki-Laki
Pada laki-laki, lubang uretra penis tempat keluarnya urine atau meatus urine seharusnya berada pada ujung penis. Namun, epispadia menyebabkan lubang tersebut muncul pada sepanjang bagian atas penis.
Berdasarkan letak lubang uretaranya, jenis kelainan pada laki-laki dapat dibedakan seperti berikut ini:
- Penopubik: lubang uretra bukan pada ujung penis, tetapi dekat tulang kemaluan pada bagian pangkal penis.
- Epispadia penis:lubang uretra berada pada batang penis, di mana saja sebelum kepala penis dan setelah pangkal tempat batang bertemu tubuh.
- Glanular: lubang uretra berada pada bagian atas kepala penis, tetapi bukan pada bagian ujung penis.
Apa Saja Gejalanya?
Melansir dari Medline Plus, laki-laki dengan kelainan ini akan memiliki ukuran penis pendek dan lebar dengan lengkungan yang tidak normal. Lubang uretra paling sering ditemukan pada bagian atas atau samping penis, bukan pada ujung dalam kondisi normal. Namun, lubang uretra juga bisa terbuka sepanjang penis.
Apa Saja Penyebab dan Faktor Risikonya?
Penyebab kelainan ini hingga saat ini tidak diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga hal ini terjadi akibat gangguan kadar hormon androgen dan estrogen selama kehamilan. Kondisi ini terjadi akibat pembentukan organ genital yang tidak sempurna pada minggu ke-5 kehamilan. Seringkali sulit mengetahui hal yang mengganggu perkembangan organ janin.
Laki-laki empat kali lebih berisiko mengalami kelainan ini daripada perempuan. Anak sulung dari ras Kaukasia juga lebih berisiko mengalami kondisi ini. Peluang kelainan lubang uretra lebih tinggi pada anak yang terlahir dari orangtua dengan kelainan ini. Dalam kondisi tersebut, kemungkinan 1 dari 70 anak yang lahir akan mewarisi kelainan yang sama.
Bagaimana Cara Pengobatannya?
Pada kelainan uretra yang anak laki-laki alami, dokter akan melakukan tindakan operasi rekonstruksi. Operasi ini bertujuan untuk mengembalikan bentuk penis seperti pada umumnya.
Selain itu, operasi dapat memperbaiki masalah lain, seperti inkontinensia urine, sehingga penis tumbuh dan berfungsi normal. Tindakan operasi rekonstruksi saat anak telah menginjak usia prasekolah.