Fakta Sunat Adalah Tindakan Medis Yang Aman

Sunat adalah tindakan medis dengan memotong sebagian atau seluruh penutup kulit bagian depan pada penis pria. Di Indonesia sendiri sunat adalah tradisi dan berhubungan dengan keyakinan beragama. Selain itu prosedur ini adalah tindakan medis yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit.

Tindakan medis ini sendiri bukan hanya untuk bayi dan juga anak laki-laki. Pada pria dewasa yang belum melakukan sunat juga banyak yang memilih untuk menjalani tindakan medis ini dengan berbagai alasan. Memang tindakan dan prosedur sunat pada pria dewasa tentunya akan lebih rumit dan juga memiliki risiko berbeda dibanding untuk anak-anak.

Fakta sunat yang perlu diketahui

fakta sunat Meskipun sudah lama dan menjadi tradisi di masyarakat, tindakan medis ini masih mengundang fakta dan juga mitos di masyarakat. Berikut beberapa fakta terkait tindakan sunat yang perlu kamu ketahui.

Parafimosis, bukan disunat jin

Beberapa kelompok masyarakat masih percaya akan tindakan sunat jin. Padahal kondisi ini sebetulnya ada dalam istilah medis bernama parafimosis. Parafimosis merupakan kelainan bentuk penis yang terjadi akibat preputium yang tidak bisa ditarik ke depan sehingga membuat kepala penis terlihat seperti sudah sunat.

Mengutip National Health Service UK (2021), tindakan sunat adalah pilihan terbaik untuk menghindari parafimosis. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, parafimosis bisa menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit lain dan terhambatnya aliran darah ke penis.

Mencegah penyakit

Saat seorang pria tidak melakukan tindakan maka uap air setelah buang air kecil bisa terjebak antara penis dan juga kulup yang bisa menciptakan tumbuhnya bakteri. Dilansir dari Mayo Clinic, penis pria yang tidak sunat bisa lebih rentan terkena penyakit dan juga bakteri. Penyakit yang mungkin terjadi  adalah penyakit kencing nanah, radang uretra hingga kanker penis.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebut jika tindakan medis ini bisa mengurangi risiko seorang pria mengalami penyakit menular seksual hingga penyakit HIV.

Kulup Penis

Kulup pada penis pria dalam istilah medisnya yaitu preputium. Bagian ini merupakan kulit penis yang menyimpan jaringan otot dan berbagai urat saraf. Selain itu, pada kulup juga terdapat selaput lendir, yang bisa menyebabkan kelenjar pada penis lembab.

Penis yang terlalu lembab justru berbahaya dan bisa menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual, maupun untuk kebersihan. Selain itu kulup juga mengandung sejumlah sel seperti sel imunitas atau langerhans yang bisa menjadi sasaran terjadinya infeksi virus HIV. Untuk menghindari kemungkinan tersebut maka dokter perlu melakukan tindakan sunat.

Tidak Berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan

Mitos yang sering terdengar dari anak setelah melakukan prosedur medis ini adalah bertambahnya tinggi badan. Padahal faktanya hal ini tidak ada hubungan langsung dengan tindakan sunat. Tinggi badan pada anak merupakan pengaruh dari beberapa faktor seperti, hormon pertumbuhan, keturunan dan juga asupan gizi pada anak.

Infeksi hingga perdarahan

Melansir dari Healthline (2021), meskipun tindakan sunat terlihat sederhana, namun bukan berarti tidak berisiko. Terdapat beberapa komplikasi yang mungkin muncul setelah tindakan, seperti terjadinya pendarahan pasca tindakan selama beberapa hari, terjadinya infeksi pada luka , alergi, hingga  luka yang membengkak dan tidak kunjung sembuh. Namun meskipun berisiko, efek negatif nya tidak lebih banyak dari manfaat yang pria lakukan ketika memilih tindakan sunat.