Bagi orang tua, anak adalah harta yang paling berharga. Namun orang tua tetaplah manusia. Terkadang orang tua yang baru mendapatkan bayi menjadi frustasi karena malam-malam yang tenang seolah berubah menjadi mimpi buruk akibat tangisan bayinya. Apalagi jika bayi mengalami kolik dan tidak mau berhenti menangis meski sudah kenyang, diganti popoknya atau digendong. Meski demikian, jangan pernah mengguncang bayi meski anda kesal. Ini dapat menyebabkan shaken baby syndrome yang sangat berbahaya.
Apa itu shaken baby syndrome
Shaken baby syndrome adalah sekumpulan gejala yang timbul akibat perdarahan retina, patahnya tulang-tulang panjang (iga, tangan, kaki), dan perdarahan di otak, yang terjadi karena mengguncang bayi terlalu keras. Jangan menganggap remeh hal ini, karena shaken baby syndrome termasuk ke dalam penganiayaan anak atau child abuse dan memiliki dampak sangat besar terhadap bayi. Bayi yang mengalami shaken baby syndrome tidak hanya berisiko mengalami kebutaan dan kecacatan akibat kerusakan otak permanen di kemudian hari, melainkan juga berisiko tinggi mengalami kematian hanya dalam beberapa jam atau hari setelah anda mengguncangnya.
Bayi memiliki otak yang masih lemah dan belum tersangga dengan baik oleh leher. Saat bayi diguncang, maka otak bagian depan dan belakang akan terbentur dengan tengkorak. Akibatnya dapat terjadi memar, pembengkakan, penekanan, serta perdarahan di dalam otak. Pembuluh darah besar di bagian luar otak juga dapat robek, mengakibatkan perdarahan, pembengkakan dan tekanan di dalam otak terus bertambah berat. Ini akan menimbulkan kerusakan otak permanen sampai kematian. Selain itu, guncangan pada bayi atau anak juga dapat menyebabkan cedera lain, seperti kerusakan pada leher, tulang belakang dan juga mata. Hanya dalam 5 detik guncangan, shaken baby syndrome dapat terjadi. Oleh karena itu, jangan pernah mengguncang bayi dengan alasan apapun.
Kemungkinan terjadinya shaken baby syndrome semakin besar dan berat jika kepala bayi dibenturkan setelah mengalami guncangan. Misalnya dihempaskan ke bantal atau kasur. Ini karena otaknya masih lunak, otot leher dan ligamen masih lemah, dan kepalanya besar serta berat jika dibandingkan dengan proporsinya terhadap tubuh.
Shaken baby syndrome tidak terjadi akibat goyangan ringan saat menggendong, ayunan, atau bermain dengan melempar anak perlahan ke udara. Ia juga jarang terjadi akibat anak jatuh dari kursi atau tangga, atau terjatuh saat digendong.