Menjaga kesehatan Mr. P merupakan keharusan, karena Mr. P yang tidak sehat bukan hanya berdampak pada organ saja tetapi lebih menyeluruh, dapat mengakibatkan stress berkepanjangan, penurunan kepercayaan diri seorang laki-laki serta menurunkan kualitas hubungan dengan pasangan (istri).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan Mr. P, dan dibagi menjadi dua kriteria utama yang meliputi faktor yang dapat dimodifikasi dan yang tidak. Faktor yang dapat dimodifikasi meliputi; hubungan seksual yang tidak aman, berganti-ganti pasangan, dan tidak disunat, dan merokok.
Sementara faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi, penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, dan trauma tulang belakang, yang kesemuanya itu selanjutnya dapat meningkatkan risiko terjadinya disfungsi ereksi, sebagai salah satu masalah kesehatan Mr. P yang cukup banyak, dikeluhkan kaum adam. Penggunaan obat obatan, atau paska perlakuan tindakan medis tertentu juga dapat mengakibatkan terjadinya disfungsi ereksi, seperti radikal prostatectomy.
Masalah Terbanyak
Hingga saat ini, gangguan fungsi ereksi masih menjadi momok kesehatan seksual dengan angka terbanyak yang dihadapi dokter di fasilitas kesehatan, baik klinik maupun rumah sakit. Diikuti infeksi menular seksual, dan masalah lain meliputi parafimosis, serta kanker penis.
Untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut, kita sebagai awam dapat melakukan beberpa hal dan langkah sederhana yang meliputi; penggunaan kondom untuk mencegah infeksi menular seksual terutama pada saat hubungan seks berisiko, vaksinasi Human Papiloma Virus (HPV) terutama untuk pria dengan usia 26 tahun keatas, yang bertujuan mencegah kutil kelamin. Dan menjaga kebersihan Mr. P, melalui sirkumsisi/ sunat untuk mencegah terjadinya kanker penis dan juga infeksi menular seksual lainnya.
Sebuah sistemik review, yang dipublikasikan dalam jurnal cancer tahun 2011 menunjukan bahwa pada anak-anak atau pria dewasa yang disunat, memiliki risiko yang lebih kecil terjadi kanker penis, jika dibandingkan dengan anak atau pria dewasa yang tidak di sunat.
Data terbaru menunjukan kejadian kanker penis di negara barat diperkirakan mencapai 2,7/100.000 penduduk, dan lebih besar lagi kejadiannya di beberapa negara seperti Uganda dan Swiss. American Cancer Society, tahun 2017 ini menyebutkan setidaknya ada 2.120, kasus baru kanker penis, dengan 360 diantaranya berakhir dengan kematian. Adanya riwayat infeksi HPV, kurang menjaga higienitas Mr. P dan merokok diduga berkontribusi besar pada kejadian kanker penis ini.
Pada tahun 1947, sempat dilakukan studi pertama kali untuk mengetahui manfaat sunat dan hubungannya dengan kejadian kanker penis di Amerika Serikat. Dalam penelitian yang dilakukan pada Tentara Amerika Serikat tersebut, diketahui kelompok yang telah disunat memiliki angka kejadian kanker penis lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang belum disunat dengan perbandingan 1,5% Vs 17,8%. (ant)