Banyak orang mengira, yang termasuk child abuse hanya kasus-kasus berat di mana anak dipukuli secara sengaja. Padahal shaken baby syndrome juga dianggap sebagai penganiayaan terhadap anak. Kebanyakan korban adalah bayi berusia di bawah 2 tahun, namun ada juga yang berusia sampai 5 tahun. Umumnya, orang tua atau pengasuh mengguncang bayi untuk menghukum atau mendiamkan anak yang menangis. Terutama jika anak menangis terus menerus sehingga membuat pengasuh frustasi dan lepas kendali. Sayangnya, shaken baby syndrome ini memang menyebabkan anak berhenti menangis sama sekali dan tampak lemas atau mengantuk. Biasanya tidak ada maksud untuk menyakiti bayi. Meski demikian, orang yang melakukan hal ini dapat dituntut hukuman penjara.
Pelaku umumnya adalah orang dekat bayi, entah pengasuh atau orang tua pasien dan lebih sering dilakukan oleh pria. Risiko lebih tinggi pada orang tua yang masih muda, mengalami stress, kekerasan rumah tangga, pengguna alkohol atau zat terlarang, keadaan keluarga yang tidak stabil, depresi, atau memiliki riwayat kekerasan di masa kecilnya. Namun tidak jarang yang hanya merasa kesal tanpa faktor risiko di atas. Banyak diantaranya yang tidak menyangka bahwa tindakan sekecil itu dapat merubah hidup mereka selamanya.
Waspadai gejalanya
Bila anda pulang ke rumah dan mendapati anak tidur terus menerus, menangis lemah atau tidak menangis, tampak lemah atau muntah, waspadalah. Memang banyak penyakit yang menimbulkan gejala serupa pada anak, namun tidak ada salahnya menanyakan apa yang dilakukan anak seharian pada orang yang mengasuh. Masing-masing anak mengalami gejala berbeda, dan sering dikira sakit biasa. Berikut beberapa gejala lain yang perlu anda awasi jika mencurigai anak mengalami shaken baby syndrome:
- Lemas atau malah rewel
- Tidak mau minum susu ataupun menelan
- Enggan tersenyum atau bersuara
- Kaku atau bahkan kejang
- Sulit bernapas
- Kesadarannya terganggu, seperti mengantuk terus atau tidak mau bangun
- Ukuran pupil (bagian tengah manik-manik mata) tidak sama kiri dan kanan
- Tidak bisa mengangkat kepala
- Tidak bisa memfokuskan mata atau menggerakkan mata mengikuti gerakan anda
- Kulit pucat atau kebiruan
- Ubun-ubun tampak menonjol atau tegang
Efek jangka panjang
- Kebutaan
- Ketulian
- Sering kejang
- Gangguan perkembangan
- Gangguan intelektual (IQ rendah)
- Kesulitan dalam berbicara dan belajar
- Gangguan memori dan perhatian
- Retardasi mental berat
- Cerebral palsy