KELEMAHAN LASER DALAM SUNAT

gambar ilustrasi

Sunat merupakan prosedur yang umum dilakukan dan relatif aman dengan tingkat komplikasi yang rendah. Meskipun sunat dianggap sebagai prosedur bedah kecil, namun bukan berarti tidak ada risiko komplikasi. Praktisi sunat harus berhati-hati untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat sunat. Cedera penis akibat kesalahan sunat beragam, mulai dari infeksi hingga terpotongnya kepala penis. Terdapat beberapa metode sunat yaitu, sunat konvensial dan sunat modern (klem, laser dan gun stapler)

Ingatkah Anda pada kasus seorang bocah berusia 5 tahun di Pekalongan yang penisnya terpotong saat sunat? Saat itu, tindakan sunat dilakukan dengan menggunakan metode electric cauter atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai metode laser. Pertanyaannya adalah apakah bisa penis anak itu disambung kembali?

Tidak hanya dialami oleh bocah Pekalongan saja, kasus ini juga menimpa seorang anak di Jenewa (Swiss) pada tahun 2017. Penisnya terpotong ketika sunat dengan menggunakan metode laser. Meski penisnya sudah direkonstruksi, menurut sang ibu anaknya tidak dapat buang air kecil secara normal. Ketika buang air kecil, airnya menyembur ke tiga arah. Bentuk penisnya sedikit bengkok. Selain itu, anaknya juga mengalami trauma selama 3 tahun.  

Penggunaan metode laser yang dilakukan oleh tenaga medis yang tidak berpengalaman dapat menimbulkan risiko saat sunat atau setelah sunat.

baca juga: ISTILAH SUNAT TEKNIK LASER TERNYATA KELIRU, BEGINI PENJELASANNYA

Tidak Dapat Disambung

Kepala penis yang terpotong saat sunat, kecil kemungkinannya untuk disambung kembali. Hal ini disebabkan karena jaringannya alami luka bakar akibat sunat laser. Sebagai solusinya harus melakukan rekonstruksi untuk menyelamatkan saluran kencing.

Lalu, bagaimana jika sunatnya dengan menggunakan pisau? Apakah ada risiko penis terpotong? Tentu saja ada. Bahkan memiliki risiko komplikasi lebih besar. Apabila sunat dengan menggunakan pisau dan penis terpotong, masih dapat memungkinkan penis disambung kembali. Namun, dengan syarat jaringan tersebut belum mati atau mengalami pembusukan.

Selain itu, jika sunat menggunakan metode tradisional, kebersihan alat-alat sunat tersebut tidak terjamin. Kebersihan peralatan sunat sangatlah penting untuk menghindarkan risiko tertular penyakit seperti HIV/AIDS. Belum lagi jika dilakukan oleh yang bukan dokter berpengalaman dalam sunat.

Luka Bakar

Penggunaan electric cauter untuk sunat juga dapat menimbulkan luka bakar. Pada tahun 1976 dalam Journal of Pediatric Surgery, membahas tentang rekonstruksi penis seorang anak berusia 3 tahun yang menderita luka bakar akibar prosedur sunat menggunakan elektrokauter.

“Berhubung ini lempengan logam dipanaskan bisa berisiko sebabkan luka bakar jika tidak hati-hati. Suhunya 100 derajat. Kalau sampai luka bakar, bukan sembuh malah jadi lama dan meusak jaringan kulit,” ujar dr. Mahdian.

Sunat Aman, Minim Risiko

Untuk menghindari hal serupa terulang, sebelum melakukan sunat berhati-hatilah dalam memilih metode sunat. Meskipun ada banyak metode sunat yang menjadi pilihan, pilihlah metode yang paling minimal risikonya. Jangan tergiur dengan harga yang murah.

Metode klem telah direkomendasikan oleh WHO sebagai metode sunat yang aman. Klem ini berbentuk tabung. Penis akan dimasukkan ke dalam tabung klem dan kulit kulup akan ditarik sampai batas yang sudah ditandai. Terdapat sistem pengunci pada metode klem. Dengan menggunakan metode klem, risiko kesalahan saat proses sunat ataupun komplikasi pasca sunat adalah minim.

Selain metode sunat, pemilihan tempat sunat dan praktisi sunat juga harus diperhatikan. Pilihlah tempat sunat yang sudah berpengalaman, kebersihannya terjamin dan yang tak kalah penting adalah ditangani oleh dokter yang sudah memiliki ‘jam terbang’ tinggi dalam dunia sunat.

Tentang Rumah Sunat dr. Mahdian

Rumah Sunat dr. Mahdian merupakan Pusat Pelayanan Khitan untuk segala usia, mulai dari usia bayi, anak, remaja hingga dewasa. Dengan jaringan klinik terbesar di seluruh wilayah Indonesia. Menyediakan layanan khitan konvensional maupun modern dengan tenaga medis yang handal.

Rumah Sunat dr. Mahdian memiliki unit pelayanan khusus seperti Sunat Perempuan, Sunat Gemuk, Sunat Dewasa, dan Sunat Premium. Rumah Sunat dr. Mahdian pertama kali didirikan oleh dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS pada tahun 2006.

Dengan ketekunan dan komitmen untuk memberikan pelayanan memuaskan bagi pasien dan keluarga, saat ini Klinik Rumah Sunat dr. Mahdian telah memiliki 47 cabang di seluruh Indonesia. Penerapan inovasi baru di bidang sunat, seperti metode “klamp” dan sunat tanpa suntik (needle-free injection), menjadi bagian peningkatan kualitas layanan Klinik Rumah Sunat dr. Mahdian.

Rumah Sunat dr. Mahdian merupakan pelopor metode klem di Indonesia. Metode klem yang diterapkan oleh Rumah Sunat dr. Mahdian tidak perlu melalui proses penjahitan sehingga perdarahan yang terjadi akan sangat minim. Begitu juga rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien. Setelah disunat, tidak perlu perban dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa.

Metode Klem yang digunakan Rumah Sunat dr. Mahdian adalah klem yang diciptakan oleh dr Mahdian Nur Nasution SpBS. “Mahdian Klem” ini sudah disesuaikan dengan anatomi anak Indonesia.

Selain menggunakan “Mahdian Klem”, Rumah Sunat dr. Mahdian juga menggunakan peralatan sunat sekali pakai. Sehingga, pasien terhindar dari penularan penyakit. Ditangani oleh dokter-dokter yang berpengalaman dalam dunia sunat.