Seiring perkembangan waktu, metode atau teknik sunat mengalami perubahan menjadi lebih baik. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan saat proses sunat berlangsung baik bagi dokternya maupun pasiennya. Metode ini diharapkan mampu mengurangi risiko negatif, seperti luka ataupun perdarahan.
Menurut sebuah jurnal Neonatal and Child Male Circumcision: A Global Review yang dikeluarkan UNAIDS, komplikasi yang paling umum terjadi dalam sunat adalah perdarahan dan infeksi luka. Anak laki-laki yang disunat berusia di atas satu tahun, frekuensi terjadinya risiko buruk sebanyak 6%. Dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa komplikasi biasa terjadi akibat kurang profesionalisme tenaga medis karena pengalaman yang kurang memadai dan juga keterbatasan alat yang digunakan.
Metode sunat dibagi menjadi tiga, yaitu sunat tradisional yang biasa dilakukan oleh mantri sunat, konvensional yang memerlukan prosedur jahitan dan sunat modern yang di antaranya menggunakan teknik klem. Metode klem merupakan metode sunat yang menggunakan tabung plastik anti bakteri dan ring/cincin sebagai pengganti perban dan jahitan, sehingga tindakan sunat tidak lagi berisiko perdarahan atau infeksi. Metode ini juga meminimalisir rasa sakit yang dirasakan pasien. Klem alatnya seperti penjepit tali pusar pada bayi. Alat ini memiliki cetakan berbentuk bundar dan ukuran sesuai ukuran penis pasien.
Alat Klem yang Populer di Indonesia
1. Smartklamp, (dr. Harrie Van Baars, 2001- Belanda)
Merupakan alat sunat tanpa verban, tanpa jahitan, minimal perdarahan, lebih aman dan cepat beraktivitas dan bebas penularan penyakit.
2. Alisklamp, (dr. Vedat Ali Canoglu, 2011-Turki)
Alat sunat jenis ini sama seperti smartklamp dengan tabung klem yang didesain lebih mengikuti anatomis bentuk kontur kepala penis yang berbentuk miring dan bebas penularan penyakit.
3. Neo Alisklamp, (dr. Vedat Ali Canoglu, 2012- Turki)
Alat sunat ini merupakan penyempurnaan dari Alisklamp dengan tabung dan klem menjadi satu kesatuan yang terkunci sehingga proses pemasangan lebih cepat, material anti bakteri, lebih ringan, dan hasil sunat lebih baik.
4. Active Klamp, (dr. Mustafa Demirelli, 2013-Turki)
Klem jenis ini masih menggunakan prinsip yang sama dengan Alisklamp yang didesain miring mengikuti kontur kepala penis, material yang ringan, sistem penguncian yang berbeda di mana penguncian dikaitkan langsung pada tabung.
5. Mahdian Klem, (dr. Mahdian Nur Naution, 2014- Indonesia)
Klem jenis ini merupakan clamp yang diciptakan sendiri oleh dr. Mahdian Nur Nasution, Sp. BS sesuai dengan anatomis anak Indonesia pada umumnya, desain yang lebih memerhatikan kemudahan aplikasi, keamanan dan kenyamanan anak.
Keuntungan Metode Klem
- Mengurangi risiko perdarahan
Klem akan dimasukkan pada kulup yang akan dipotong, kemudian dijepit dengan pengunci klem. Umumnya, setelah 5-7 hari tabung klem akan dilepas. Metode ini akan mengurangi risiko perdarahan.
- Proses sunat kurang dari 10 menit
Metode klem lebih praktis dalam pengerjaan karena tanpa proses jahitan. Rata-rata waktu yang digunakan 5-7 menit.
- Tanpa verban dan jahitan
Klem terbuat dari plastik khusus yang bisa dipilih sesuai dengan ukuran penis. Pisau bedah untuk memotong kulup sekali pakai, tanpa jahitan dan tanpa verban.
- Hasil sunat lebih baik
Klem alatnya seperti penjepit tali pusar pada bayi. Alat ini juga memiliki cetakan berbentuk bundar dan ukuran sesuai penis. Jika pakai laser dipotong dan dijahit sehingga ada bekas jahitan. Pakai klem tidak ada bekas jahitandan hasil lebih simetris.