Sunat pria dewasa bukan hanya untuk menurunkan risiko penularan HIV/AIDS saja, namun juga dapat menurunkan risiko terjadinya kanker prostat, kanker penis, infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, dan menurunkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita pasangannya. Hal tersebut juga didukung oleh Center of Disease Control and Prevention (CDC) yang menyatakan bahwa sunat merupakan salah satu pencegahan infeksi penyakit menular seksual.
Dalam prosesnya, sunat pada pria dewasa sebenarnya sama saja dengan sunat pada anak-anak. Hanya saja dalam praktiknya, sunat pada pria dewasa tidak semudah sunat pada anak-anak. Secara fisik, penis pria dewasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan penis anak-anak. Karakteristik kulup yang hendak dibuang pada pria dewasa memerlukan penanganan khusus.
BERHUBUNGAN SEKSUAL SETELAH SUNAT
Pada pria dewasa, mereka sering mengalami ereksi bahkan dengan rangsangan kecil sekalipun sehingga berisiko menimbulkan rasa nyeri, perdarahan hingga terlepasnya jahitan setelah sunat. Selain itu, pria dewasa harus ‘berpuasa’ berhubungan seksual setelah melakukan sunat. Kenapa? Karena berhubungan seksual dengan kondisi masih ada luka setelah sunat dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan HIV.
Risiko penularan HIV ini terjadi karena adanya luka yang terbuka sehingga memberikan jalan untuk masuknya bakteri atau virus. Terlebih lagi, jika saat berhubungan seksual tidak menggunakan kondom sebagai pelindung atau melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak tetap. Manfaat sunat sebagai menurunkan risiko penularan HIV/AIDS, justru menjadi penyebab penularan HIV/AIDS akibat melakukan hubungan seksual setelah sunat. Biasanya , pria dewasa harus menunggu selama 30 hari, baru dapat berhubungan seksual kembali dengan pasangannya.
TENAGA MEDIS PROFESIONAL
Khitan pria dewasa menjadi prosedur yang tidak mudah karena karakteristik penis pria dewasa dengan anak-anak berbeda. Jika terjadi kesalahan selama proses sunat dapat menimbulkan komplikasi seperti, perdarahan, infeksi, hingga penis akan terasa nyeri bila ereksi. Oleh karena itu, sunat dewasa harus dilakukan oleh tenaga medis yang profesional.
Tenaga medis yang melakukan sunat juga harus melakukan pendekatan emosional terhadap pasien agar pasien merasa nyaman. Bagi orang dewasa yang ingin melakukan sunat, perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu dan melakukan cek laboratorium. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Tujuan melakukan pemeriksaan laboratorium sebelum tindakan adalah untuk meminimalkan resiko dan komplikasi pasca tindakan khitan. Kemudian, jangan lupa untuk cukur bulu pubis dari pangkal penis agar tidak mengganggu dalam proses khitan dan siapkan juga celana atau celana boxer untuk dipakai setelah sunat.