Stres tidak hanya bisa dialami orang dewasa, tapi juga bisa dialami oleh anak-anak. Ada beberapa kemungkinan penyebab anak mengalami stres, misalkan pada anak laki-laki yang tiba-tiba disuruh sunat oleh orangtuanya atau saat anak sudah memasuki usia sekolah tekanan mendapatkan nilai yang baik juga bisa menyebabkan anak stres.
Ada beberapa indikasi anak mengalami stres, seperti selalu merasa gelisah, sulit tidur, perubahan nafsu makan, tidak fokus saat belajar, emosi yang tak menentu, perut terasa nyeri, dan sakit kepala. Namun, tidak semua anak mengalami gejala yang sama.
Penyebab Anak Mengalami Stres
Menurut sebuah penelitian, satu dari empat orang yang berusia di bawah 19 tahun mengalami depresi. Para ahli dari Chartered Accountants Benevolent Association (CABA) membuat daftar penyebab umum stres dan bagaimana menanganinya.
- Pelajaran di sekolah dan pekerjaan rumah
Beberapa anak merasa mereka kesulitan mengikuti pelajaran, dan ini menyebabkan stres. Kurangnya waktu bermain karena terlalu banyak pelajaran yang harus dikerjakan dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan juga bisa membuat frustrasi.
- Takut gagal ujian
Belajar untuk ujian dan menunggu hasilnya bisa memberikan tekanan bagi anak-anak. Rasa takut gagal atau mengecewakan orangtua juga meningkatkan kekhawatiran anak-anak.
- Kehidupan sosial
Kebanyakan orang, termasuk anak-anak, merasa sulit untuk menyesuaikan diri jika berada lingkungan baru belum lagi jika tidak diterima di lingkungan tersebut.
- Perundungan
Ada juga orang yang suka menyakiti atau mengintimidasi orang lain yang tampaknya lebih lemah dari mereka. Dilaporkan di Inggris, puluhan ribu anak muda memilih membolos sekolah karena penindasan/ perundungan.
- Teror, bencana
Anak-anak mungkin memiliki pemahaman tentang apa yang disajikan dalam berita, seperti perang, bencana alam, dan terorisme. Sementara berita membuat mereka khawatir tentang diri mereka sendiri, keluarga dan teman, mereka juga menjadi stres.
- Masalah keluarga
Masalah keluarga, seperti orangtua yang bercerai atau mengalami kekerasan di rumah juga dapat menjadi penyebab anak mengalami stres.
- Sunat
Nah, untuk yang satu ini mungkin cukup banyak dialami oleh anak laki-laki. Mereka tahunya sunat itu menyeramkan, harus bertemu dokter, ada benda tajam, ada jarum suntik, inilah yang kadang menjadi penyebab anak mengalami stres saat mau sunat. Padahal, sunat sekarang ini tak lagi menyeramkan seperti yang dulu. Tak adalagi penggunaan jarum suntik yang mungkin akan membuat anak trauma.
baca juga: Hindari trauma jarum suntik, sunat tak lagi dengan jarum suntik
Membantu Anak Yang Mengalami Stres
- Habiskan waktu bersama mereka
Tidak peduli seberapa sibuknya Anda, sediakan waktu untuk anak-anak Anda. Saat Anda mengira mereka sedang stres, habiskan waktu bersama lebih banyak dari biasanya. Libatkan mereka dalam aktivitas yang menyenangkan dan buat mereka nyaman saat tinggal sekamar dengan Anda. Namun, jangan pernah memaksa mereka untuk menyampaikan kekhawatiran mereka. Mereka membutuhkan waktu untuk terbuka dan harus merasa nyaman.
- Tidur nyenyak
Pastikan anak tidur selama yang mereka butuhkan sesuai dengan usianya. Dikatakan bahwa memiliki tidur dan istirahat yang cukup membuat mereka lebih kuat untuk menghindari stres.
- Sediakan makanan sehat di atas meja
Makanan sehat sangat penting dalam kehidupan setiap orang, terutama anak-anak. Asupan harian mereka harus mencakup setidaknya lima porsi buah dan sayuran setiap hari.
- Menormalkan stres
Anda tidak dapat melindungi anak-anak dari stres, namun Anda dapat membantu mereka menemukan cara untuk menanganinya dengan meyakinkan mereka bahwa stres itu normal. Jelaskan kepada mereka bahwa stres pada tingkat tertentu adalah normal dan terjadi pada semua orang.
- Buat mereka tetap aktif
Pastikan anak Anda banyak berolahraga karena aktivitas fisik adalah cara yang bagus untuk mengelola stres. Selain itu, teknik relaksasi dan latihan pernapasan dapat membantu. Jadilah panutan bagi anak-anak yang bisa dijadikan panutan, terutama dalam mengatasi stres. Namun, jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda depresi, mencari bantuan profesional adalah keputusan terbaik.
- Konsultasi ke ahlinya
Nah, ini juga bisa menjadi cara yang dapat Anda lakukan. Jika Anda tak tahu bagaimana menanganinya, Anda dapat bertanya ke ahlinya seperti psikolog atau psikiater agar anak dapat mendapatkan penanganan yang sesuai.